Perbandingan Kritis Era Mega, SBY, dan Jokowi, RR: Hari Ini, Kritis Dikit Main Bully Pake Buzzer Bayaran

Perbandingan Kritis Era Mega, SBY, dan Jokowi, RR: Hari Ini, Kritis Dikit Main Bully Pake Buzzer Bayaran

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Nama Rizal Ramli, mungkin sebagian publik mulai mengenal saat dirinya menjabat sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Setelah Gus Dur lengser, Ekonom Senior itu dikenal konsisten mengkritisi kebijakan pemerintah setelah Gus Dur. Mulai dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

Rizal Ramli mengaku selama kritis terhadap pemerintahan Megawati, dirinya tidak pernah mendapat serangan balik dari kubu Megawati saat itu. 

Ternyata, berdasarkan pengakuan Rizal, hal itu disebabkan adanya peringatan dari suami Megawati, Taufik Kiemas (TK). TK perintahkan anak buah Megawati agar tidak mengganggu Rizal.

Namun, berbeda dengan perlakuan di Pemerintahan Jokowi. Rizal mengaku kerap menjadi sasaran bully buzzer pendukung Jokowi.

“Ketika Mbak Mega Presiden, RR tetap bersikap bersahabat, kritis & solutif jika menyangkut hal2 yg strategis. Tidak ada serangan balik dari teman2 PDIP. Ternyata Bang TK ingatkan, jangan ganggu RR krn dia sejak muda berjuang utk RI. Hari ini berbeda, buzzers dibayar utk bully2,” tulisnya. 



Rizal Ramli juga mengaku kritis terhadap Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kebijakan ekonomi neoliberal.

Namun, saat di pemerintahan SBY, Rizal mengaku mendapat respon positif dari SBY. Lagi-lagi Rizal Ramli menegaskan perbedaan dengan era Jokowi.

Rizal merasakan perbedaan mencolok antara kritik di era SBY dan Jokowi. Ia merasakan aura otoriter di pemerintahan Jokowi, karena kritis sedikit, langsung dibully. 

“Ketika SBY Presiden, RR sangat kritis thd pola kebijakan neoliberal. Dgn Tim Indonesia Bangkit, dorong spy percepat pembayaran utang IMF, bubarkan CGI tsb. SBY respons positif, sembari kadang2 sebel. Hari ini auranya semakin otoriter, kritis dikit di-bully pakai buzzers bayaran,” tandasnya.


[SR]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita