Kubu Jokowi Sebut Utang Rp5.000 Triliun Masih Wajar

Kubu Jokowi Sebut Utang Rp5.000 Triliun Masih Wajar

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Rosan P Roeslani, menegaskan, tanpa utang mustahil negara bisa menjalankan program pembangunan. Utang luar negeri pemerintah yang mencapai Rp 5.000 triliun juga dinilai masih wajar.

Menurut Rosan, utang merupakan hal lazim dilaksanakan di semua negara.

"Hampir semua negara di dunia memiliki utang luar negeri untuk menjalankan program pembangunan termasuk negara maju seperti Amerika Serikat," kata Rosan di Jakarta, Kamis (10/1/2019) menanggapi munculnya wacana infrastruktur dapat dibangun tanpa utang.

Berbicara dihadapan forum "Ini Ker1a Ku",  komunitas  pendukung Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin, Rosan mengatakan, utang untuk membiayai pembangunan masih dibutuhkan sepanjang mematuhi batasan-batasan yang sudah ditetapkan peraturan dan perundangan.

Seperti disebut utang pemerintah mencapai Rp5.000 triliun, menurut Rosan, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Sebab, angka itu masih 30 persen dari PDB atau masih dalam batas aman, bahkan peraturan membolehkan sampai 60 persen.

"Yang penting utang itu diperuntukan bagi hal-hal yang produktif serta ada pengendalian. Bahkan dengan tingginya capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dipastikan pembayaran utang sebesar itu akan selalu tertangani dengan baik," ujar dia.

Rosan menunjuk pembangunan infrasruktur yang penanganannya   diserahkan kepada badan usaha  baik BUMN maupun swasta. Namun untuk daerah-daerah tertentu yang hitungan bisnisnya tidak masuk maka pembangunan jalan menjadi tanggungjawab pemerintah sepenuhnya.

"Semua pembangunan infrastruktur dipastikan memanfaatkan utang karena merupakan investasi jangka panjang sehingga badan usaha yang menjalankan diberikan konsesi 25-30 tahun dengan opsi perperpanjangan," ujar Rosan.

Sedangkan anggota TKN lainnya, Bahlil Lahadalia yang juga hadir dikomunitas ini menilai pemanfaatan utang pemerintah untuk infrastruktur dinilai sangatlah tepat.Sebab,  Indonesia sudah sangat tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur dibandingkan negara-negara tetangga.

Bahlil, pengusaha asal Papua ini mengatakan, Presiden Joko Widodo sangat perhatian dengan wilayah Timur Indonesia seperti Papua sudah  direalisasikan 10 ruas jalan sehingga membuka daerah-daerah terpencil di Papua.

"Kalau disebut langkah itu sebagai pencitraan juga tidak tepat dengan penduduk yang berjumlah tiga juta sebenarnya elektabilitas di Papua rendah. Presiden memang sudah bertekad untuk membangun Papua agar setara dengan daerah lain di Indonesia," ujar Bahlil.  [TS]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita