Berkualitas Rendah, Infrastruktur Jokowi Menyeramkan

Berkualitas Rendah, Infrastruktur Jokowi Menyeramkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid menanggapi sikap Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim yang mengundurkan diri dari kursi empuk sebagai orang nomor satu di Bank Dunia, Per 1 Februari 2019. Dia mengundurkan diri setelah tujuh tahun di posnya.

Lebih mengejutkan lagi, sebelum mengundurkan diri, Kim rupanya juga menyiapkan kado khusus untuk Presiden Jokowi. Bank Dunia menyebut proyek infrastruktur di Indonesia berkualitas rendah, tidak memiliki kesiapan, dan tak terencana secara matang.

Sodik pun mengaku khawatir. Sebab, menurutnya, infrastruktur yang tidak berkualitas sangat rentan menimbulkan kecelakaan dan berujung jatuhnya korban.

"Dampak kecelakaan-kecelakaan bagi publik seperti jembatan roboh, pelabuhan rusak, seperti pernah terjadi korban akibat kerusakan infrastruktur Jokowi di Jakarta yang terjadi beberapa bulan lalu," kata Sodik di Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Lebih jauh, Sodik menyebut, bahwa persoalan ini sudah disampaikan sejak awal sebelum Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan seperti itu.

Hanya saja, kata dia, anehnya Jokowi dan timnya tetap bangga dengan program infrastrukturnya yang carut marut dan terkesan memaksakan.

"Kalau program unggulan dan kebanggaannya sudah berkualitas rendah, apalagi program lain-lainnya," kritik Sodik.

Diketahui, sebekumnya penilaian tersebut muncul dalam laporan edisi Juni 2018 berjudul Indonesia Infrastructure Financing Sector Assesment Program (InfraSAP). “Reputasi proyek di Indonesia berkualitas rendah dan tidak direncanakan dengan baik.”

Laporan Bank Dunia ini jelas merupakan pukulan telak bagi Jokowi. Infrastruktur adalah program primadona yang menjadi jualan utama pada kampanye Pilpres 2019. Berdasarkan sejumlah survei –selain sederhana, dan blusukan yang mulai meredup citra yang kuat melekat pada Jokowi adalah “keberhasilan” pembangunan infrastruktur.

Pentingnya infrastruktur ini membuat Jokowi menggeber habis program tersebut. Dia menargetkan sejumlah proyek infrastruktur penting harus sudah selesai sebelum bulan April 2019, saat Pilpres akan dilaksanakan. [ts]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita