Rocky Gerung: Banyak Kutu Loncat Bertahan Paling Tidak Sampai Kapal Karam

Rocky Gerung: Banyak Kutu Loncat Bertahan Paling Tidak Sampai Kapal Karam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung sadar betul bahwa belakangan dirinya kerap menjadi sasaran tembak para buzzer Jokowi di sosial media (sosmed).

Namun, dia mengaku hanya tertawa saat melihat serangan-serangan para buzzer karena keberatan atas kritik yang kerap dia lontarkan terhadap pemerintahan Jokowi.

"Ini nanti saya dibully lagi, kenapa saya cuma bicara di markas 02. Karena saya tidak pernah diundang ke markas 01," kata Rocky mengawali paparannya di acara diskusi bertajuk 'Topic of The Week, Adios Jokowi?' di kantor Seknas Prabowo-Sandi, Jalan Hos Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2019).

"Pertanyaan selanjutnya, kenapa saya tidak diundang disitu (markas 01)? Jawabnya, karena otak pasti ketemu otak, atau dalam kurung dengkul ketemu dengkul, ha ha ha," sambung Rocky.

Padahal, menurut dia, mestinya kontestasi politik adalah untuk mengatasi yang tidak mungkin menjadi mungkin.

"Buktinya, (Cawapres) Sandiaga Uno bisa berpelukan dengan emak-emak di pasar di seluruh daerah. Padahal, wanginya Sandi pasti beda dengan wanginya keringat pedagang di pasar," Rocky berseloroh.

"Kalau Pak Jokowi, saya melihat dia ink justru dikeroposi tim dan pendukungnya sendiri. Setiap kali buzzer Jokowi hajar saya. Saya pastikan (elektabilitas) turun sepersekian persen per detik. Kalau 24 jam hajar saya, turun terus itu. Karena isinya maki-maki, membully personal," ungkap dia.

"Jadi, hari ini adalah awal dari runtuhnya dari suatu kekuasaan. Bukan karena saya. Tapi karena dari dalam (mereka) sendiri," bebernya.

Selanjutnya, Rocky juga mengkritik pilihan tema diskusi 'Adios Jokowi?'. Menurut dia, pilihan judul tersebut tidak tepat dengan kondisi saat ini. 

"Kenapa pakai tanda tanya (?), bukan tanda seru (!). Amigosnya siapa? Lagunya (Adios Amigos) dimaksudkan untuk putus hubungan, sehingga yang satu harus relakan yang lain. Dan jalan yang ditempuh telah sampai di ujung," terang Rocky.

Rocky kemudian menganggap bahwa berkumpulnya masyarakat dan relawan di Seknas Prabowo-Sandi bukan sekadar untuk melepas seseorang pergi. Tapi untuk mempersiapkan siapa yang akan tiba setelah orang itu pergi. 

"Kalau kita lihat trendnya, ada gelombang harapan keinginan untuk memperoleh neo amigos. Kawan baru dalam politik. Karena kawan lama ini pengkhianat semua," tegas dia penuh teka-teki. "Kini, banyak kutu loncat bertahan paling tidak sampai kapal karam," katanya.

"Karen itu percuma dalam keadaan kapal oleng. Nakhoda akan masuk kecemasan fundamental. Juru mudi tidak bisa dipercaya, navigator juga. Arah angin yang harusnya mendukung, sayangnya berbalik menghantam. Petahana kemudian jadi oposan menyerang. Seharusnya kan oposisi yang menyerang. Ini ajaib," cibir Rocky.

"Saya tidak sebut ini dengan istilah dungu untuk merendahkan. Tapi, dungu itu lecut untuk menghasilkan nalar. Saya ingin paslon dan tim sukses dengan pengetahuan dan konsep. Karena popularitas saja tidak cukup. Harus ada konsep," ujar dia.

Karena itu, pada debat Capres perdana nanti, Rocky ingin visi misi disampaikan oleh masing-masing paslon secara langsung. 

"Jadi, visi misi bukan yang ada di teks tapi yang ada di otak. Anda tidak bisa sekedar hanya baca visi dalam debat. Tapi bahasa tubuh tidak visioner. Sama saja kita menonton kecengenan. Kalau tubuh tidak visioner otaknya tidak bisa mengucapkan visi," tegas Rocky.

"Sayanganya, penyelenggara pemilu (KPU) sendiri ternyata tidak ngerti apa yang disebut visi misi. Mari kembalikan akal sehat dalam wilayah politik. Saya ingin bangsa ini tumbuh dalam keadaban, konseptual. Sehingga masing-masing timses harus bertarung dalam ide dan konsep," Rocky menambahkan. [ts]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA