Polemik Salib, Gubernur: Bukan Intoleransi, Tapi Kesepakatan

Polemik Salib, Gubernur: Bukan Intoleransi, Tapi Kesepakatan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan pemotongan nisan salib di salah satu makam oleh warga Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, bukan merupakan intoleransi.

Langkah pemotongan dilakukan melalui kesepakatan baik dari warga maupun keluarga mendiang. "Tidak ada (intoleransi)," kata Sultan di Gor Among Raga, Yogyakarta, Rabu (19/12).

Ia mengatakan, sudah tidak ada masalah terkait hal ini. Baik dari warga maupun dari keluarga mendiang.

"Bukan masalah pemotongan, itu masyarakat Muslim, mereka yang ada di situ, itu ada agama yang berbeda. Dari pada (dimakamkan) ke Mrican, mereka sepakat untuk dimakamkan di situ (Purbayan). Terus ada kesepakatan (memotong nisan salib), kan itu saja," kata Sultan.

Ia pun beranggapan, munculnya anggapan intoleransi dengan adanya pemotongan nisan salib ini, disebabkan karena hal tersebut sudah viral. Padahal, lanjutnya, apa yang beredar tidak sesuai dengan yang terjadi.

"Ini konsekuensi dari diviralkan itu. Jadi tidak ada masalah," kata Sultan.

Seperti diketahui, nisan salib di makam seorang warga bernama Albertus Slamet Sugihardi, dipotong oleh warga RT 53 RW 13, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Nisan yang dipotong oleh warga yaitu di bagian atasnya. Sehingga, foto dari nisan salib yang dipotong itu pun viral di media sosial. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita