Pekerja Trans-Papua Ditembaki Saat Jalan Jongkok

Pekerja Trans-Papua Ditembaki Saat Jalan Jongkok

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Proses evakuasi korban pembunuhan massal oleh kelompok teroris Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Kabupaten Nduga masih terus diupayakan aparat keamanan dari TNI/Polri. Upaya penjemputan jenazah tersebut dihalangi pihak TPN/OPM dengan menembaki aparat keamanan Indonesia.

Komandan Korem 172/Praja Wirayakti (PWY) Kolonel Inf Jhonatan Binzar Parluhutan Sianipar mengatakan, hingga Rabu (5/12) petang TPN/OPM masih menguasai lokasi keberadaan jenazah para pekerja jembatan yang dibunuh di Distrik Yal, Kabupaten Nduga.

“Kita masih berupaya untuk mendekat ke TKP, tempat terjadinya pembunuhan. Sampai hari ini personel kita masih kontak di wilayah ketinggian sebelum TKP, dan kita berupaya untuk merapat ke sana,” kata Jhonatan di Markas Yonif 756/Wimane Sili, Jayawijaya, kemarin.

Ia mengatakan, pasukan yang melakukan evakuasi jenazah telah diperkuat dengan personel dari Batalyon 756/WMS, yang menempati Pos 755/Yalet di Pos Mbua, distrik yang bertetangga dengan Distrik Yal.

Sekitar 15 personel TNI dimobilisasi pada Rabu sore dengan helikopter milik TNI dari Yonif 756/WMS dan dipimpin oleh Komandan Yonif 756/WMS Mayor Inf Arif Budi Situmeang. “Kalau kami hitung, kekuatan senjata mereka sekitar 20. Itu kasat mata dan mereka berpindah-pindah karena mereka menguasai medan,” katanya.

Sementara pasukan TNI/Polri yang dikerahkan berkekuatan sedikitnya 153 personel.

Jhonatan mengatakan KKSB memang merencanakan jebakan kepada aparat TNI/Polri yang hendak masuk ke lokasi pembunuhan, namun personel sudah mengetahui hal tersebut. “Oleh karena itu kita harus hati-hati untuk mengantisipasi jatuh korban di kalangan aparat,” kata dia.

Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menjelaskan, berdasarkan keterangan dari salah satu karyawan PT Istaka Karya yang telah dievakuasi, jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibunuh oleh KKSB ada 19 orang.

Pekerja berinisial JA itu menuturkan, kejadian bermula pada Sabtu (1/12), bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan Papua. Saat itu, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena ada upacara peringatan dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.

Sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok TPN/OPM mendatangi kamp PT Istaka Karya. Mereka memaksa seluruh karyawan sejumlah 25 orang untuk keluar dan digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat. Kurang lebih, ada 50 orang KKSB bersenjata campuran standar militer yang menggiring pekerja.

Kemudian, pada Ahad (2/12) pukul 07.00 WIT seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju puncak Bukit Kabo. Di tengah jalan, mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima deret dalam keadaan jalan jongkok.

Tidak lama kemudian, kata Aidi, anggota TPN/OPM secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian berpura-pura mati terkapar di tanah. Setelah itu, KKSB meninggalkan para korban melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.

Sebanyak 11 karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Mereka terlihat oleh KKSB dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh KKSB.

Pada Senin (3/12), sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh TPN/OPM bersenjata standar militer dengan campuran panah dan tombak. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos, sehingga salah seorang anggota yonif 755/Yalet, Serda Handoko, membuka jendela dan kemudian tertembak lalu meninggal dunia. Jenazah Serda Handoko berhasil dievakuasi, kemarin.

Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin menuturkan, anggotanya telah bergerak menuju Distrik Yigi sejak Selasa (4/12). Namun karena lokasi kejadian tidak dapat ditempuh dengan kendaraan sehingga anggota harus melakukan perjalanan kaki mencari TKP pembunuhan.

“Jadi anggota harus jalan kaki karena kondisi geografis yang juga sangat berat, ya sampai saat ini anggota kita belum ketemu TKP-nya,” kata Martuani, kemarin.

Perjalanan yang harus dilewati terangnya, adalah perbukitan-perbukitan yang terjal dengan ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Musthofa Kamal menuturkan, jalan menuju TKP juga telah dihadang pohon-pohon yang sengaja dirobohkan.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kecamannya terhadap aksi TPN/OPM di Nduga. "Saya juga telah memerintahkan pada Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap seluruh pelaku tindakan biadab tersebut," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, pemerintah tak akan memberikan tempat dan ruang bagi kelompok kriminal bersenjata di berbagai daerah di Tanah Air. Aksi pembantaian ini, kata Jokowi, tak akan membuat pemerintah dan masyarakat merasa takut membangun Papua.

“Ini malah membuat tekad kita membara untuk melanjutkan tugas besar kita membangun tanah Papua," kata dia. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita