Lukman Hakim Saifuddin: Yesus Datang Membawa Rahmat, Mari Kita Rayakan Natal

Lukman Hakim Saifuddin: Yesus Datang Membawa Rahmat, Mari Kita Rayakan Natal

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan ucapan selamat Natal 2018 bagi seluruh umat Kristiani di Indonesia.

Lukman mengajak semua pihak untuk bijaksana dalam menyikapi perbedaan. Sebab, Yesus Kristus datang membawa rahmat, bukan membakar kesumat.

“Natal bukanlah semata mengenang kelahiran, tetapi juga kehidupan Yesus yang penuh hikmat, ia datang membawa rahmat, kata-katanya tak membakar kesumat, tetapi mendatangkan selamat,” ucap Lukman dalam video yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp, Selasa, 25 Desember 2018.

Menurut Lukman, nasihat Yesus tidak meninabobokkan, tetapi memberi jalan keluar yang mencerahkan. Tegurannya bukan penghujatan, tetapi jalan keselamatan. Ajarannya bukan asal menyenangkan, tetapi mengembalikan martabat kemanusiaan.

“Marilah kita merayakan Natal, bukan semata hanya dengan nyanyian dan pujian, tetapi juga dengan upaya kongkret memahami hakikat keberagaman, menyadari luhurnya martabat kemanusiaan dan pentingnya membangun peradaban,” tambah Lukman.

Lukman mengajak umat Kristiani untuk menyambut Natal dan Tahun Baru 2019 dengan penuh cinta kasih, saling melindungungi antar sesama.

“Umat Kristiani yang terkasih, sekali lagi, selamat merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru 2019. Semoga kita terus saling mengasihi, saling menguatkan, dan saling melindungi antar sesama kita. Semoga Tuhan memberkati kita semua,” tandas Lukman Hakim.

Sementara itu, calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf membantah adanya Fatwa MUI yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.

“Tidak ada fatwa MUI yang menyatakan itu (haram). Yang (fatwa) MUI itu tidak boleh mengikuti upacara peribabadatannya,” ucap Ma’ruf Amin.


 Mantan Ketua MUI ini tak menampik beberapa ulama berbeda pendapat soal hukum mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.

“Di kalangan umat Islam kemudian ada perbedaan. Ada yang melarang karena dianggapnya itu menyekutukan Tuhan, tapi ada yang mengatakan bukan (menyekutukan). Mengucapkan soal kelahiran,” tambahnya.

“Nah di sini MUI tidak membuat pendapat tentang itu, silahkan sajalah, terserah kalian mau milih yang mana, setuju yang mana, yang penting tidak merusak, tidak sampai menciderai,” tandas Ma’ruf.[psid]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA