Jokowi Minta Petani Tak Lagi Tanam Sawit dan Karet

Jokowi Minta Petani Tak Lagi Tanam Sawit dan Karet

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para petani tidak lagi menanam pohon sawit dan karet. Pasalnya, dua komoditas itu telah berlimpah di Indonesia sementara harga CPO di pasar internasional telah menurun.

"Saya beritahu ya, sawit kita sudah gede banget sekitar 13 juta hektare, produksinya 42 juta ton per tahun. Kalau terlalu gede lagi nanti harganya turun, harus sadar kalau suplai banyak harga turun, dimain-mainin dengan harga di pasar internasional," kata Jokowi di Taman Hutan Pinus Kenali, Kota Jambi, Minggu (16/12/2018).

Jokowi mengatakan, selama ini hasil sawit Indonesia banyak diekspor ke pasar internasional. Sementara itu, Uni Eropa telah menolak hasil sawit lantaran mereka juga memiliki komoditas yang sama yakni minyak dari biji bunga matahari.

"Minyak bunga matahari di Prancis, jadi jangan semua nanam sawit semua, mana yang tadi yang ingin nanam sawit yang lain (masih) banyak misalnya ditanami nilam, kepayang, itu minyak untuk kosmetik, parfum banyak sekali, jenis tanamannya jangan hanya sawit terus, (juga) karet harganya jatuh bareng-bareng pusing bareng juga," jelasnya.

Kepala Negara menyarankan agar masyarakat Jambi menanam komoditas pertanian lainnya seperti kopi yang punya harga jual yang lebih baik. "Tapi jangan semua kopi anjlok bareng-bareng lagi nanti," imbaunya.

Kemudian, Jokowi memanggil para petani yang memanfaatkan lahan dari SK Perhutanan Sosial untuk menanam kayu manis, kepayang, hingga pete dan jengkol.

Ia lantas mengapresiasi para petani yang pintar dalam melihat celah dari peluang bisnis pertanian tersebut. Terlebih para petani juga ingin menanam buah manggis karena banyaknya permintaan dari pasar internasional.

"Ekspor tinggi sekali Jepang minta, China minta, tinggi sekali tapi (kita) enggak bisa memenuhinya karena sawit semua," pungkasnya. [okz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita