Analisa Pengamat Politik soal Kedatangan SBY dan Jokowi Hampir Bersamaan ke Riau

Analisa Pengamat Politik soal Kedatangan SBY dan Jokowi Hampir Bersamaan ke Riau

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kedatangan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI Joko Widodo ke Riau tak ada untung bagi warga, dan Riau jadi pertarungan.

Menurut Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Riau, Hasanuddin banyak perspektif yang bisa dilihat dari kunjungan kedua tokoh tersebut.

Perspektif pertama, netral.

Keduanya masing-masing dilihat sebagai para pihak yang sedang menjalankan missi kenegarawanan.

Di sisi lain mantan presiden ke 6, SBY sebagai ketua umum partai, sedang berupaya keras mendorong kelembagaan partainya supaya dapat menjadi partai modern dan berusaha mempertahankan posisi sebagai partai besar.

Konsolidasi organisasi tentu saja diperlukan setiap partai politik dalam menghadapi persaingan antar partai yang semakin ketat.

Dalam perspektif ini, kunjungan kedua tokoh ini harus dilihat tidak berkaitan satu sama lain, karena bisa saja masing-masing sudah diagendakan jauh-jauh hari sebelumnya.

Perspektif kedua, tidak netral.

Perspektif ini memandang kunjungan keduanya penuh muatan politik sebagai persaingan.

Masing-masing pihak sedang menjalankan missi menguasai medan pertarungan memenangkan kompetisi pemilu 2019 dan berupaya tidak memberi ruang kepada pihak lawan mendominasi di Riau.

Perspektif ketiga memandang kunjungan Presiden Jokowi pada waktu yang sama dengan SBY tidak netral tetapi muatan politiknya berbeda dengan perspektif kedua, lebih sebagai upaya saling mengakomodasi kepentingan.

Perspektif ini melihat akan ada pertemuan kedua tokoh dan ada upaya mencapai deal-deal politik setelah atau dalam kunjungan di Pekanbaru.

Bagi kubu Jokowi, dalam posisinya sebagai incumbent akan mendapat tambahan kekuatan kalau Partai Demokrat melalui SBY merapat ke kubunya, tetapi apa untungnya bagi Partai Demokrat.

Meskipun Partai Demokrat tidak memiliki beban ideologis yang berat untuk mendekat ke kubu incumbent, tetapi sebagai langkah strategi politik, jelas tidak menguntungkan bagi Partai Demokrat karena “efek ekor jas” yang diharapkan tidak akan diperoleh.

Terlalu naif jika mengaitkan kemungkinan pertemuan ini sebagai upaya mencapai deal politik memajukan kepentingan pribadi SBY.

Meskipun banyak perspektif yang bisa ditarik pada kunjungan kedua tokoh tersebut, namun tak ada keuntungan langsung yang diperoleh oleh masyarakat Riau.

Sebagaimana kunjungan-kunjungan presiden dan mantan presiden di masa lalu, lebih banyak bermanfaat bagi tamu dibanding terakomodasinya kepentingan warga Riau sebagai tuan rumah.

Ketika Mantan Presiden RI dan Presiden RI Datang ke Riau Hanya Berselang Sehari, Pertanda Apakah Ini?

Mantan Presiden Republik Indonesia (RI) dan Presiden RI datang ke Riau hanya berselang sehari, dan akan sama-sama berada di Riau dalam satu waktu, pertanda apakah ini?

Pertama datang ke Riau adalah mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni tanggal 14 Desember.

Sedangkan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) akan datang ke Riau tanggal 15 Desember.

Kedatangan mantan Presiden RI dan Presiden RI ini akan didahului kedatangan Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia (Menkum HAM) RI, Yasonna H Laoly.

Mantan Presiden RI dan Presiden RI datang ke Riau untuk menjalani sejumlah agenda masing-masing.

Dibawah ini kami rincikan agenda Mantan Presiden RI dan Presiden RI itu di Riau.

Presiden RI yang menjabat tahun 2004-2014, SBY datang ke Riau, ini rincian agendanya, akan sapa masyarakat di kawasan Car Free Day (CFD).

SBY dijadwalkan akan berada di Riau selama empat hari dari tanggal 14 sampai tanggal 17 Desember 2018.

SBY yang sekarang Ketua Umum DPP Partai Demokrat, berada di Pekanbaru, Riau untuk mengikuti sejumlah agenda.

Ada agenda Partai Demokrat Riau dan juga agenda bersilaturrahmi dengan sejumlah elemen masyarakat di Riau.

Ketua Panitia Kedatangan SBY ke Riau, Desmianto MBA kepada Tribunpekanbaru.com pada Rabu (12/12/2018) menjelaskan, kehadiran

Presiden RI dua periode tersebut di Riau dengan agenda utama Pelantikan Pengurus DPC Partai Demokrat se-Riau.

Selain itu, SBY juga akan menjadi pemateri pembekalan calon legislatif (Caleg) Partai Demokrat.

Kemudian, SBY juga akan melantik Paguyuban Masyarakat Pacitan Riau.

Ada pula sejumlah agenda lainnya, seperti silaturrahmi dengan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah dan dengan para Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Panam, Riau, Indonesia.

"Insyaallah pada hari Jumat (14/12/2018) sekitar pukul 11.30 WIB, Pak SBY sudah mendarat di Pekanbaru di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Dari Bandara SSK II Pekanbaru, rombongan langsung menuju masjid di sekitar bandara untuk menunaikan sholat Jumat. Usai sholat Jumat, dilanjutkan makan siang bersama dengan unsur Forkominda, tokoh masyarakat, dan pengurus Partai Demokrat," jelas Desmianto.

Ditambahkannya, usai makan siang, tidak ada acara resmi jelang malam.

SBY istirahat di Hotel Pangeran, Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman.

Sementara, malamnya setelah Isya, SBY akan melantik Pengurus Paguyuban Pacitan, di Hotel Grand Suka Jalan Soekarno-Hatta.

Dialanjutkan, Desmianto pada hari Sabtu (15/12/2018), SBY akan melantik Pengurus DPC Partai Demokrat, di Hotel Pangeran.

Sementara, siang harinya akan dilanjutkan Pembekalan Caleg Partai Demokrat di tempat yang sama.

Malamnya, SBY dijadwalkan sholat Isya di Masjid Babussalam dilanjutkan dengan temu ramah.

"Pada hari Ahad (16/12/2018), Pak SBY akan sapa masyarakat di kawasan CFD. Buk Ani dan rombongan lainnya juga ikut bersama," tambahnya.

Dari kawasan CFD, kata Desmianto, SBY bersama rombongan menuju Kedai Kopi Kimteng di Senapelan untuk sarapan bersama.

"Sorenya, Pak SBY berkunjung ke beberapa tempat di Kampar, salah satunya ke Tapung," tambah Desmianto.

Sementara, pada hari Senin (17/12/2018), SBY akan menghadiri jemputan majelis di Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, dan akan mengikuti majelis tepuk tepung tawar.

"Siangnya, Pak SBY kembali ke Jakarta," tambahnya.

Agenda Jokowi

Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) datang ke Riau diundur, dan akan diberi gelar adat oleh Lembaga Ada Melayu (LAM) Riau, ini gelarnya.

Gelar adat dari Lembaga Adat Melayu Riau yang akan diberikan kepada Jokowi yakni Datuk Setia Amanah Negara.

Kepastian kedatangan Jokowi ke Riau ini disampaikan Ketua Tim Kemenangan Daerah Jokowi-Ma’ruf Amin di Riau, Idris Laena.

Menurut Idris Laena, rencana kedatangan Jokowi ke Riau diundur dari sebelumnya tanggal 8 Desember menjadi tanggal 15 Desember, disebabkan kesibukan presiden dengan agendanya lain.

"Awalnya memang diagendakan pada tanggal 8 Desember, cuma ditunda jadi tanggal 15 Desember, maklumlah beliau itu kan jadwalnya sangat padat," ujar Idris Laena kepada Tribunpekanbaru.com pada Selasa (4/12/2018).

Menurut Idris Laena, kedatangan Jokowi ke Riau nantinya selain sebagai Presiden juga sebagai Calon Presiden, sehingga ada beberapa agenda kegiatan yang akan dihadiri Presiden di Riau.

"Pertama kedatangannya sebagai kapasitasnya sebagai Presiden ada beberapa kegiatan juga ada agenda sebagai calon presiden nantinya," ujar Idris Laena.

Agenda sebagai calon presiden sendiri menurut Idris Laena akan ada rapat kordinasi tim kemenangan daerah Riau dari 12 kabupaten dan kota.

Dalam rapat tersebut Jokowi akan berikan arahan dan deklarasi bersama untuk pemantapan pemenangan Capres nomor 01 tersebut.

"Kami akan mendengar arahan langsung dari pak Jokowi sekaligus deklarasi bersama, sesuai agendanya 15 Desember, "ujar Idris Laena.

Selain itu ada juga agenda lainnya penerimaan gelar dari Lembaga Adat Melayu Riau.

"Termasuk menerima gelar nantinya di LAM," jelas Idris Laena.

Sebagaimana diketahui, rencana kehadiran Presiden RI, Joko Widodo di Riau sudah berhembus sejak beberapa waktu lalu.

Terakhir Plt Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim bertemu Presiden RI Joko Widodo dan menyatakan akan datang berkunjung ke Riau pada awal Desember ini.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun ada beberapa agenda presiden di Riau, di antaranya menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu Riau yakni Datuk Setia Amanah Negara.

Kemudian menyerahkan sertifikat Tanah Objek Reformasi Agraria (TORA) dan agenda lainnya.

Sejumlah persiapan sudah terlihat diantaranya Gedung Lembaga Adat Melayu Riau yang berada di Jalan Diponegoro mulai Bersolek, cat yang mulai kusam sudah diganti dan terlihat lebih cerah kembali.

Kemudian beberapa titik sebelumnya yang rusak dan sempat bocor jika hujan datang, juga mulai diperbaiki, taman di depan gedung juga sudah mulai dibersihkan begitu juga di dalam gedung mulai dirapikan.

Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Syahril Abu Bakar saat dikonfirmasi persiapan kedatangan presiden tersebut, ia belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, karena menurutnya belum dilakukan pertemuan langsung dengan presiden.

"Saya belum bisa kasih keterangan lebih lanjut ya, sabar kalau semuanya sudah kelar nanti akan kami beritahu media," ujarnya.

Terkait persiapan penyambutan di LAM Riau, terlihat ada perbaikan gedung dan mulai gedung mulai disolek.

Menurut Syahril Abu Bakar, meskipun tidak ada agenda kedatangan presiden kegiatan itu tetap dilaksanakan, karena pemeliharaan rutin untuk perbaikan gedung.

"Itu diperbaiki karena memang ada yang bocor dan catnya juga sudah mulai kusam, makanya kita perbaiki," jelas Syahril.

Sebelumnya Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim menyempatkan diri untuk berbicara langsung dengan Presiden saat rapat koordinasi ketahanan pangan di Jakarta Selasa (27/11).

Dalam kesempatan itu Wan Thamrin Hasyim menyampaikan masyarakat Riau menanti kehadiran Presiden untuk pemberian gelar adat.

"Saya ngobrol cair dengan pak Presiden, saya sampaikan masyarakat Riau menunggu bapak," ujar Wan Thamrin Hasyim kepada Tribun.

Pemberian gelar adat kepada presiden yang dilaksanakan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau tersebut merupakan gelar adat kepada kepala negara yang sebelumnya juga pernah diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya juga sampaikan pemberian gelar adat Pak Presiden, jadi Pak Presiden bilang akan datang," ujar Wan Thamrin Hasyim.

Sebagaimana jadwal yang diagendakan pemberian gelar adat kepada kepala negara ini digelar pada tanggal 8 Desember 2018 mendatang yang dipusatkan di Gedung LAM Riau.

"Pokoknya kami ngobrolnya cair sekali dan Pak Presiden sangat merespon pemberian gelar adat ini," ujar Wan Thamrin Hasyim. [trb]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA