Reuni 212 Simbol Perlawanan Penistaan Semua Agama

Reuni 212 Simbol Perlawanan Penistaan Semua Agama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Politikus PKS Muhammad Nasir Djamil menilai Reuni Akbar 212 yang akan dilaksanakan 2 Desember mendatang adalah untuk menjalin dan mengikat hubungan emosional supaya kedepan tidak ada lagi peristiwa-peristiwa orang melecehkan agama lainnya.

"Karena setiap penganut agama di Indonesia tidak ingin, tidak terima agamanya dilecehkan, dinistakan. Saya pikir ini berlaku untuk semua agama. Hindu kah, Budha, Kristen, Protestan, semua," katanya kepada INILAHCOM, Kamis (29/11/2018).

Ia menjelaskan, pada dasarnya Reuni Labar 212 ini memiliki tujuan mulia. Reuni ini seharusnya jadi simbol yang menegaskan atau menyerukan kepada seluruh warga negara untuk sama-sama jaga kemurnian kesucian agama dan tidak boleh merendahkan melecehkan agama orang lain.

"Jangan dilihat ini sebagai gerakan politik saja. Tapi ini gerakan moral ingin mengingatkan negara ini bahwa semua warga negara tidak bisa menghina agama lain," jelasnya.

Diketahui Aksi Bela Islam 2 Desember digelar pertama kali di kawasan Monas pada 2016 silam. Kemudian gerakan yang kemudian santer dengan sebutan aksi 212 ini sempat menggelar reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 tahun 2017 lalu. Kemudian tahun 2018 ini merupakan reuni akbar alumni 212. Aksi belakangan mulai menuai pro dan kontra. Beberapa pihak bersuara untuk menolak aksi ini dengan alasan kebangsaan dan sebagainya. [inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita