Ma’ruf Amin Anggap Cawapres Penghargaan, Gus A’am Wahib: Bagi NU, Ini Musibah

Ma’ruf Amin Anggap Cawapres Penghargaan, Gus A’am Wahib: Bagi NU, Ini Musibah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - H Agus Solachul A’am Wahib, salah satu cucu pendiri NU (KH Wahab Chasbullah), mengaku prihatin mendengar pernyataan  Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin, bahwa, keputusan Jokowi mengambil Rais Aam PBNU sebagai Cawapres, adalah sebuah penghargaan.

“Bagi beliau, pribadi, mungkin penghargaan. Tetapi, bagi jamiyah NU, ini musibah. Bagaimana Ormas sebesar NU ini, pimpinan tertingginya bisa dibajak seenaknya. Rais Aam itu sudah terikat baiat, terikat janji tidak boleh tergiur jabatan,” jelas Gus A’am Wahib kepada duta.co di Kantor BKSN (Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin), Surabaya, Senin (26/11/2018).

Apalagi, lanjutnya, proses pen-Cawapres-an Kiai Ma’ruf ini, seperti misteri. NU seakan menjadi ganjal politik, tumbal politik. Menjadi ironi kalau ini kemudian disebut sebagai penghargaan.

“Kalau Kiai Ma’ruf mundur dari Rais Aam, dengan alasan menjadi Cawapres, ini sesungguhnya pelanggaran. Kalau organisasi harus melepas beliau, itu harus dimaknai sebagai punishment (hukuman red.). Ironisnya setelah mundur, dengar-dengar menjadi mustasyar PBNU. Mau jadi apa NU ini?” tegasnya.

Kiai Ma’ruf memang tampak senang. Ia bahkan berharap ada kader NU yang menjadi presiden masa depan. Harapan itu disampaikan Ma’ruf dalam acara pengukuhan pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (25/11).

Awalnya, Kiai Ma’ruf menceritakan alasan Presiden Joko Widodo memilihnya sebagai cawapres di Pilpres 2019. Menurut Kiai Ma’ruf, bisa saja Jokowi memilih cawapres dari kalangan profesional, pengusaha, politisi, atau militer.

Namun, Jokowi akhirnya memilih dia yang berlatar belakang ulama. “Tapi beliau mengambil saya, karena saya NU dan saya kiai. Ini artinya suatu penghargaan,” ujar Ma’ruf.

Karena itu, ia berharap ke depannya ada kader NU yang meneruskan jejaknya. Tak hanya menjadi cawapres, namun menjadi presiden.

Tidak Habis Pikir

Ia lantas mendoakan Ketua Umum PBNU Said Aqil dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang hadir di acara tersebut agar bisa menjadi Presiden.

“Kalau saya misalnya jadi wapres saya harapkan besok ada NU lagi yang bisa menjadi presiden. Siapa tahu yang jadi Presiden itu Ketua Umum PBNU Pak Said Aqil atau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar,” ucap Ma’ruf lantas disambut tepuk tangan oleh para pengurus ISNU seperti dilansir kompas.com.

Fakta inilah, menurut Gus A’am Wahib, yang menyeret NU ke jalur politik praktis, politik kekuasaan. Ini bertentangan dengan khitthah NU. “Apa akibatnya? NU dipaksa bermain politik praktis, menang dan kalah. Begitu mereka kalah, NU kena getahnya. Ketika NU ‘ngeblok’ politik, maka, fungsi mengayomi semua umat, menjadi sirna,” tegasnya.

Ditanya apakah ini bagian dari skenario besar untuk mengobrak-abrik NU? Gus A’am Wahib tidak mengelak. Karena dalam politik, semua serba mungkin.

“Bisa jadi, ada skenario merusak NU. Caranya dengan iming-iming kekuasaan. Karena mereka ini, tahu, bahwa ada larangan Rais Aam menjadi Cawapres. Tetapi, tetap dilakukan. Padahal faktanya, banyak kader yang lebih mumpuni seperti Pak Mahfud MD? Ini yang kita tidak habis pikir,” ujarnya serius. [dtc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita