Bupati Boyolali Tak Mau Jawab Pertanyaan Karni Ilyas, Fadli Zon: Tidak Ada Bantahan Menghina Prabowo

Bupati Boyolali Tak Mau Jawab Pertanyaan Karni Ilyas, Fadli Zon: Tidak Ada Bantahan Menghina Prabowo

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zonmenanggapi pernyataan Bupati Boyolali Seno Samodro.

Dikutip TribunWow.com dari tayangan Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (6/11/2018), bertema "Tampang Boyolali"  vs "Sontoloyo".

Awalnya, Bupati Boyolali Seno Samodro yang tidak bisa hadir di studio memberikan keterangan melalui sambungan telepon mengenai dugaan penghinaan kepada Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Bupati Boyolali Seno Samodro meminta agar pidatonya pada Minggu (4/11/2018) yang menuai kontroversi dimaknai sesuai konteksnya.

Seno kemudian menceritakan awal mula dirinya menjadi pembicara dalam acara bertajuk "Forum Boyolali Bermartabat".

Dia mengaku saat itu bangun kesiangan dan dibangunkan oleh Wakil Bupati Boyolali.



"Wakil bupati mengatakan ada massa dan saya didaulat pidato," ujar Seno.

Seno lalu menyatakan saat tiba di lokasi, dirinya melihat massa yang berkerumun tidak memakai seragam.

"Saya melihat suasana campur aduk tidak pakai seragam, wajah tidak kenal, rata-rata bukan ASN, katanya acara spontan dari warga," kata Seno.

Seno lantas membantah telah menggerakkan ASN untuk tidak memilih pasangan calon tertentu.

"Saya gak punya waktu ketemu atau mempersiapkan pertemuan massa," imbunya.

Karni Ilyas kemudian menanyakan soal tuduhan menghina Prabowo dengan sebutan a*u.

Akan tetapi, Seno tak mau menjawab pertanyaan dari Karni Ilyas.

"Saya berhak untuk tidak menjawab," ungkap Seno.

Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon menyebut tidak ada bantahan dari Seno terkait penghinaan kepada Prabowo Subianto.

"Penghinaan kepada orang, by name merupakan pelanggaran undang-undang, ini sudah banyak buktinya, menyebut Prabowo dengan kata binatang. Ini sangat menyingung martabat calon presiden yang kami usung," kata Fadli.

Fadli Zon menuturkan, hinaan tersebut sudah di luar kepatutan dan merupakan sebuah penistaan.

Oleh karenanya ia meminta pihak berwenang segera mengusut dan memproses kasus itu.

Terkait dugaan mobilisasi ASN, Fadli Zon menyebut backdropacara terpampang jelas dan rapi sehingga pasti diketahui.

"Ada ajakan untuk tidak memilih Prabowo, ini di spin sedemikian rupa untuk mendegradasi Prabowo," ujar Fadli.

Pidato Seno

Dari video yang beredar di YouTube, Seno mengimbau masyarakat Boyolali untuk tidak menganggap serius ucapan Prabowo.

Namun, dirinya juga tak melarang masyarakat yang ingin turun ke jalan dan menggelar aksi, meskipun tetap dibatasi hingga pukul 23.00 WIB.

"Nyinyir itu jangan ditanggapi dengan serius tapi kita sudah sepakat dengan bermartabat yaitu dengan tidak memilih Prabowo, sekali lagi yang mau ke jalanan silahkan tertib hanya sampai jam 11 (malam)," ujar Seno.

Walaupun ada gurauan atau nyinyiran soal Boyolali, Seno berharap hal itu tidak membuat masyarakat Boyolali tersulut emosi.

Menurutnya, hal itu bisa disikapi dengan aksi yang lebih bermartabat.

"Walaupun ada nyinyir terhadap Boyolali ya sudah, wong pak tani melampiaskan rasa unek-uneknya pada pidato Prabowo mau macul (mencangkul) tambah cepet ya gak papa, sing ngegas neng dalan (yang ngegas di jalan) ngeng-ngeng-ngeng monggo (silakan) tak batesi jam 11," tambahnya.

Seno menganggap pernyataan dari Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra ini membuat Boyolali semakin terkenal.

"Semua ada aturannya, Boyolali yang makin tumbuh makin indah tidak saja hanya untuk Boyolali, kota-kota di sekitar Boyolali kalau malam minggu udah ke sini, wong udah dibuatin menara Eiffel, patung Liberty, patung miring Pisa itu lo, yang kerso (mau) hadir di sini mari kita hadapi dengan bermartabat," ujar Seno.

Ia juga menganggap bahwa tidak perlu ada tindakan yang berlebihan dalam menanggapi perkataan Prabowo.

"Ndadak nganggo (apa harus pakai) surat pernyataan Prabowo kita cekal ke Boyolali, Prabowo tidak boleh cek in ke Boyolali, kayak gini ya dianggep dagelan gini wae (aja) oke. Masalah nyinyir ini dilaporkan ke Bareskrim Polda Metro Jaya yo monggo (silakan), neng rak gur ndawak-ndawakne (tapi hanya malah memperpanjang) masalah, untunge yo opo," ujarnya.


Seno Dilaporkan Advokat Pendukung Prabowo

Advokat pendukung Prabowo Subianto melaporkan Bupati Boyolali, Seno Samodro kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) lantaran dianggap menggunakkan jabatan untuk berpihak pada satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Seno Samodro dilaporkan oleh Advokat Pendukung Prabowo, Senin (5/11/2018).

Seno diduga melakukan pengerahan massa untuk melakukan aksi di sepanjang jalan Boyolali dari Simpang Siaga hingga Balai Mahesa Boyolali.

"Sehubungan dengan adanya pengerahan massa di Gedung Balai Sidang Mahesa yang terjadi di Kabupaten Boyolali, yang diduga dilakukan Bupati Boyolali, Seno Samodro, dengan menyerukan agar tak memilih bapak Prabowo dalam pilpres 2019," kata kuasa hukum Advokat Pendukung Prabowo, Hanfi Fajri di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018) dikutip dari Kompas.com.

Hanif juga menilai Seno telah mengeluarkan kalimat provokatif yang bisa merugikan Prabowo Subianto.

"Menguntungkannya itu dengan pernyataan supaya tidak milih Pak Prabowo. Nah itu sangat jelas ada keberpihakan," ujar Hanfi.

Dirinya juga memaparkan mengenai pasal yang dapat menjerat Bupati Boyolali tersebut.

"Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 pasal 282 (berbunyi) pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu peserta pemilu selama masa kampanye," tambah Hanfi.

Sementara itu Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Yandri Susanto juga menyatakan hal yang serupa.

"Kami akan laporkan bupati Boyolali yang katakan Prabowo A*u, itu sungguh sangat tidak pantas dikatakan pejabat publik," ujar Yandri dilansir dari Tribunnews.com.

"Terutama bupati Boyolali yang katakan Prabowo A*u, itu lebih tendensius dan ujaran kebencian dan kita akan laporkan itu pada kepolisian," katanya.

Ia menilai ada oknum yang sengaja mengedit video saat Prabowo berpidato di Boyolali dan dibuat seperti menyudutkan warga Boyolali.

"Ada tim kami tim advokasi yang dipimpin bang Dasco (Sufmi Dasco Ahmad) akan laporkan orang yang ngedit sehngga terjadi kesalahpahaman di masyarakat," katanya.

Pidato "Tampang Boyolali" Prabowo

Dalam pertemuan dengan tim pemenangan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018), Prabowo membahas tentang akses kesejahteraan yang menjadi agenda besar timnya.

Dikutip Kompas.com, adapun satu di antara topiknya membahas tentang peningkatan kapasitas produksi karena menurut data yang mereka terima, terjadi penurunan kesejahteraan di desa.

Dalam isi pidato di hadapan tim pemenangan, Prabowo menyebutkan istilah "tampang Boyolali" yang menjadi viral dan perbincangan publik.

Adapun bunyi pidatonya sebagai berikut:

"...Dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul? ((Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut)." [tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita