Beredar Video Jokowi dan Megawati soal Tabok-Menabok, Pangi: Bisa Gerus Diri Sendiri

Beredar Video Jokowi dan Megawati soal Tabok-Menabok, Pangi: Bisa Gerus Diri Sendiri

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Jejak medsos memang sulit dihapus. Buktinya, warganet masih saja bisa membuat potongan video yang berisi kejengkelan Jokowi vs ancaman Megawati. Selasa (27/11/2018) vide berdurasi 00.27 detik itu cukup menghibur.

Diawali kejengkelan Jokowi yang mengaku kesal dengan kabar dirinya PKI. Jokowi menyebut dirinya sudah sabar dalam menanggapi hoax tersebut dalam 4 tahun terakhir dan kini saatnya ia menangkis hoax itu. “Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana saya cari betul. Saya ini sudah 4 tahun diginiin,” tuturnya.

Setelah Jokowi mengancam menabok rakyat yang dianggap pembuat fitnah,  tiba-tiba disusul pidato Megawati. “Apakah orang itu, kalau mau jadi pemimpin boleh menabok rakyatnya?” tanya Megawati di depan kader PDIP saat acara di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (23/6/2018).

Pertanyaan ini langsung dijawab ribuan orang, ‘Tidaaak’. “Kalian sendiri yang mengatakan tidak. Artinya, kalau akan yang melalukan itu, jangan dipilih.” Begitu Megawati.



Walhasil, diksi tabok, sontoloyo, Genderuwo yang telah digunakan Jokowi ini bakal menggerus citranya dalam menghadapi Pilpres tahun 2019 nanti. Demikian disampaikan Analis Politik, Pangi Syarwi Chaniago, sesaat lalu (Selasa, 27/11).

Pangi mengatakan, munculnya diksi tersebut membuktikan Jokowi terlalu reaktif dalam sikapi beberapa isu, termasuk isu PKI. “Justru memberi sentimen negatif pada Jokowi. Sebagai presiden sangat tidak layak, kurang tepat mengeluarkan diksi, frasa emosional semacam ini,” kata Pangi seperti dikutip rmol.co.

Pangi juga mengkhawatirkan, jika diksi yang dilontarkan Jokowi dalam pelbagai kesempatan itu justru direspons secara keliru oleh perangkat negara lainnya. Dan juga pendukung loyalnya di Pilpres.

“Respons berlebihan dari pendukung Jokowi, dikhawatirkan justru akan menimbulkan api gesekan di tengah masyarakat dan mempertajam konflik karena capres yang mereka dukung terus didzholimi dan difitnah,” demikian Pangi. [dtc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita