Wapres JK: Saya Merinding Lihat Rencana Kampanye Pilpres, Untung Saya Tidak Ikut

Wapres JK: Saya Merinding Lihat Rencana Kampanye Pilpres, Untung Saya Tidak Ikut

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pembekalan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lemhanas LVIII dan Alumni PPRA Lemhanas LVII di Istana Wapres, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).

Dalam sambutannya, JK menyinggung soal sistem pemilu di Indonesia yang mengalami perubahan, mulai dari sistem pemilihan oleh MPR hingga sistem pemilihan langsung yang diterapkan saat ini.

JK pun berkelakar soal rekor pemilu yang ia torehkan, karena berpartisipasi dalam 3 kali pilpres, yaitu Pilpres 2004, Pilpres 2009, dan Pilpres 2014.

“Kalau soal pemilu, saya bisa jelaskan karena saya rekor Indonesia. Tidak ada orang yang ikut pemilu presiden 3 kali, cuma saya,” ujar JK disambut tawa para peserta.

“Pak SBY cuma 2 kali, Pak Prabowo baru mau 3 kali jadi baru 2 kali, Ibu Mega baru 2 kali, saya 3 kali,” imbuhnya. 

JK juga mengaku merinding melihat rencana kampanye pemilu saat ini. Karena itulah, ia mengaku keputusannya untuk tidak mengajukan diri di Pilpres 2019 sebagai keputusan yang tepat, meski banyak pihak yang mendesaknya untuk kembali mencalonkan diri.

“Jadi bagaimana baru melihat rencana kampanye merinding saya, bagaimana sulitnya berkampanye di Indonesia ini. Untung saya tidak ikut lagi walaupun banyak yang dorong,” tuturnya.

Lebih lanjut, JK juga menyebut Pemilu Serentak 2019 adalah yang paling rumit sedunia. Menurut JK, kerumitan pemilu yang akan dilaksanakan nanti dikarenakan dalam satu hari, masyarakat akan memilih anggota parlemen pusat, anggota parlemen daerah, hingga presiden. 

Dibandingkan provinsi yang lain, JK menjelaskan pemilihan di Jawa Barat akan jauh lebih rumit karena ada 5 kategori yang akan dipilih. Yaitu DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, hingga pemilihan presiden. 

“Tapi di Jawa Barat dan daerah lainnya itu (memilih) DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, DPD, presiden, 5 kertas sekaligus begitu tersusun ada nama 500 orang dipilih satu-satu, karena 16 partai kali 8 berarti 120-an nama yang ada di kertas setiap pemilih. Yang paling gampang cuma presiden, (pilihannya) cuma 1 dan 2,” pungkasnya. [kmp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita