Serang Balik PSI, Gerindra: Mayoritas Maling Kan Parpol Koalisi Jokowi

Serang Balik PSI, Gerindra: Mayoritas Maling Kan Parpol Koalisi Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Partai Gerindra angkat suara soal PSI yang menyinggung 'dosa-dosa' parpol lama terkait kasus korupsi. 

Partai besutan Prabowo Subianto menyebut, PSI yang tergabung dalam koalisi petahan Jokowi salah bidikan dalam berjualan isu korupsi.

"Kalau mau komplain, komplain ke koalisinya (Jokowi). Kan yang maling mayoritas parpol koalisinya," ujar anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Jumat (26/10/2018). 

Andre menyebut, justru selama ini, para kepala daerah dan anggota Dewan yang terjerat korupsi berasal dari parpol koalisi Joko Widodo (Jokowi). 

Misalnya, lanjut Andre, Bupati Cirebon yang juga kader PDIP, Sunjaya Purwadisastra, yang baru saja ditangkap karena dugaan suap dan gratifikasi. 

"Yang ditangkap KPK kan parpol koalisinya Pak Jokowi," katanya. 

Andre pun menilai PSI salah masuk koalisi. Menurutnya, jika ingin berkomitmen atas pemberantasan korupsi, PSI seharusnya bergabung dengan koalisi Gerindra-PKS-PAN-Demokrat, yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

"Kalau mau komitmen pemberantasan korupsi, harusnya dukung Pak Prabowo. Karena Gerindra ini partai bersih nggak ada anggota DPR RI yang ditangkap oleh KPK. Jadi salah dukung itu PSI. Harusnya dukung Pak Prabowo yang bebas korupsi," tuturnya. 

Seperti diketahui, PSI pada Pemilu 2019 berkoalisi dengan 8 partai politik lainnya untuk mengusung capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin. Enam parpol di antaranya merupakan parpol lama, yakni PDIP, Golkar, PPP, PKB, NasDem, dan Hanura. 

Sebelumnya, Ketua DPP PSI Tsamara Amany tiba-tiba bicara tentang 'dosa-dosa' partai yang sudah lama berdiri tapi masih menjadi 'kebiasaan'. Setidaknya ada dua 'dosa' partai lama yang disebutkan Tsamara, yaitu soal komitmen partai lama terhadap pemberantasan korupsi dan soal proses rekrutmen partai lama tak jauh dari kata 'mahar politik'. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita