Setkab Sebut Jokowi Tak Melihat Aksi Penjarahan, Politisi Demokrat: Jangan Disangkal Nanti Blunder

Setkab Sebut Jokowi Tak Melihat Aksi Penjarahan, Politisi Demokrat: Jangan Disangkal Nanti Blunder

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sekretaris Kebinet (Setkab) melalui Twitter resmi @setkabgoid memberikan penjelasan soal tudingan penjarahan.

Akun tersebut menuliskan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi)mengaku tidak melihat adanya aksi yang banyak ditundingkan terkait penjarahan.

"Presiden @jokowi mengaku tidak melihat adanya aksi yang dituding sejumlah pihak sebagai penjarahan paska terjadinya gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) lalu," tulis akun @Setkabgoid, Senin (1/10/2018).

Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrat, Zara Zettira memberikan tanggapan melalui Twitter miliknya, @Zarazettirazr.

Zara mengatakan jika berita terkait tudingan itu tidak perlu disangkal karena bisa menjadi blunder.

Politikus Partai Demokrat ini meminta Jokowi untuk mengakui dan mengatasinya segera.

"Jangan disangkal lah nanti jadinya blunder beritanya sudah sampai ke media Belanda. Akui aja lalu atasi," kicau Zara Zettira.

Postingan Zarra Zettira ZR-Setkab terkait penjarahan di Palu Sulawesi Tengah pasca gempa, Senin (1/10/2018) (Capture/Twitter)

Sebelumnya beredar berita yang menyatakan diperbolehkannya masyarakat Palu mengambil barang di minimarket pasca gempa dan tsunami.

Pada berita tersebut, Menteri dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan jika masyarakat boleh mengambil barang di minimarket karena ditanggung pemerintah.

Namun, Mendagri memberi bantahan jika bukan menjarah minimarket yang ia maksudkan.

"Tidak begitu (sebenarnya) berita yang ditulis," kata Tjahjo melalui keterangan tertulis, Minggu (30/9/2018) yang dikutip dari Kompas.com.

Pernyataan sebelumnya dikemukakan saat Tjahjo Kumolo meninjau lokasi gempa namun hampir semua toko tutup dan listrik padam.

"Dalam rapat saya minta pemda fasilitasi beli minuman, makanan, di toko yang jual.

Berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat di rumah sakit.

Cari yang punya toko, dibeli dulu dan saya minta pengawalan Satpol PP dan Polri kemudian bagikan makanan tersebut," lanjut Tjahjo.

"Karena darurat listrik mati dan bantuan baru masuk malam dari daerah tetangga.

Kondisi darurat. Makanan, minuman belum masuk.

Dan saya minta langsung ke gubernur. Beli minuman dari toko yang tutup. Uang gotong royong. Kemendagri ikut beli juga," lanjut Tjahjo.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita