Prabowo: Jangan-jangan Pembakar Tulisan Tauhid Disuruh Agar Kita Marah

Prabowo: Jangan-jangan Pembakar Tulisan Tauhid Disuruh Agar Kita Marah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Garut, Jawa Barat. Dia curiga ada pihak yang sengaja ingin mengadu domba di balik pembakaran itu. 

Kecurigaan itu disampaikan Prabowo saat berbicara di hadapan para santri dan ulama yang hadir dalam acara Hari Santri Nasional sekaligus milad Front Santri Indonesia ke-1, yang digelar Front Pembela Islam (FPI) di Masjid Amaliyah, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10/2018). 

"Jangan-jangan orang-orang yang bakar-bakar tulisan tauhid itu, jangan-jangan disuruh untuk bikin kita marah, dan dia adu domba," ujar Prabowo dalam video yang dipublikasikan Facebook Gerindra.

Prabowo menduga aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid itu dilakukan karena kelompok tersebut telah mengetahui akan ada perubahan besar dan perbaikan jika dia terpilih pada Pilpres 2019 kelak. Ketum Partai Gerindra itu pun meminta para pendukung dan santri yang hadir tak terprovokasi dengan aksi tersebut.

"Kita mau jangan ada lagi penistaan, penghinaan dan upaya untuk meruntuhkan dasar-dasar keyakinan agama kita. Harus ada perubahan pada 17 April yang akan datang," kata Prabowo.

Prabowo pun mengajak para santri untuk mengawal suara saat pemungutan suara pada Pilpres 2019 berlangsung. Ketum Gerindra itu menjamin perubahan akan terlaksana jika dia terpilih kelak. 

"Jaga suara rakyat, jaga TPS sekalian. Kita lakukan perubahan besar memulai kotak suara. Kita kerja mulai dari hari ini. Kita jamin kekayaan Indonesia akan kembali dinikmati oleh rakyat Indonesia," tuturnya. 

Aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid terjadi saat perayaan Haris Santri Nasional di Lapangan Alun-Alun Limbangan, Garut pagi (22/10/2018) kemarin. Video pembakaran bendera itu viral di media sosial dengan keterangan oknum anggota Banser yang membakar. 

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas langsung menelusuri video tersebut. Gus Yaqut mengatakan anggotanya melihat bendera tersebut sebagai simbol bendera HTI, ormas yang sudah dibubarkan pemerintah.

"Itu bendera HTI," kata Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, kepada detikcom, Selasa (23/10/2018).

Ismail Yusanto, pria yang dulu dikenal sebagai juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), menyatakan bendera yang dibakar di Garut bukanlah bendera HTI. Dinyatakannya, organisasi yang telah dibubarkan pemerintah itu tidak punya bendera.

"Perlu saya tegaskan di sini bahwa yang dibakar itu bukanlah bendera Hizbut Tahrir Indonesia. Hizbut Tahrir Indonesia tidak punya bendera," kata Ismail dalam video yang dia unggah lewat akun Twitternya, @ismail_yusanto, Selasa (23/10/2018).

Dalam video, dia menjelaskan bahwa yang dibakar di Garut itu adalah bendera Ar Roya. Pemahaman soal Ar Roya diperoleh lewat Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, yakni Rasulullah punya bendera Ar Roya berwarna hitam dan Al Liwa berwarna putih, di atasnya tertulis kalimat tauhid. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA