Prabowo Hadapi Pilpres Terberat, Kubu Jokowi: Bukannya Sepanjang Masa?

Prabowo Hadapi Pilpres Terberat, Kubu Jokowi: Bukannya Sepanjang Masa?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengakui jika Pilpres 2019 menjadi persaingan terberat bagi Prabowo Subianto untuk dapat duduk di kursi RI-01. Hal itu dikarenakan banyaknya kepala daerah yang ikut terang-terang mendukung pasangan calon tertentu.

Menanggapi itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Irma Suryani Chaniago turut angkat suara. Menurutnya kesulitan Prabowo menjadi Presiden bukan di Pilpres kali ini saja. Melainkan diseluruh Pilpres yang pernah diikutinya.

"Loh nggak ke balik nih? Bukannya justru terberat sepanjang masa?," ujar Irma kepada wartawan, Kamis (11/10).

Sementara itu Ketua DPP Partai Nasdem itu lebih optimis memandang pencalonan kembali Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Menurutnya kubu petahana hanya mengkhawatirkan jika diserang dengan isu-isu hoax.

"Bagi Jokowi selain di kepung hoax, dikepung fitnah, juga dikepung demo berjilid-jilid," tegasnya.

Diketahui, menurut Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, pemilihan presiden kali ini menjadi perhelatan yang paling terjal bagi Prabowo. Pasalnya, 'kepungan' yang dirasakan sangat amat berat. 

"Dari 3 kali Pak Prabowo maju menjadi capres, kebetulan saya tetep menjadi sekjen partai (Gerindra). Terus terang, ini (pilpres) adalah bobot terberat beliau maju menjadi calon presiden," kata Muzani di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/10).

Dahulu, lanjut Muzani, tak pernah ada pilpres dengan mengerahkan kepala daerah untuk mendukung paslon tertentu. Pilpres kali ini, menurutnya, sudah banyak kepala daerah dari provinsi sampai kabupaten seolah dipaksa terjun untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

"Sekarang ini gubernur, bupati, wali kota seperti dikerahkan untuk memberikan deklarasi dukungan ke Pak Jokowi-Maruf. Bahkan, bupati yang kita usung pun tidak memiliki keberanian untuk mendukung kepada Pak Prabowo-Sandi," ucapnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita