PKS Minta Kasus Bendera yang Dibakar Tidak Dikaitkan ke HTI

PKS Minta Kasus Bendera yang Dibakar Tidak Dikaitkan ke HTI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Semua pihak diminta untuk tidak mempolitisasi kasus pembakaran bendera bertulis kalimat tauhid yang dilakukan oknum Bantuan Ansor Serbaguna (Banser) di Garut, Jawa Barat. Apalagi mengaitkannya dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa kasus tersebut murni karena ulah tiga oknum Banser, bukan urusan politik.

"Ini urusan ormas sama umat. Jadi mestinya jangan dipolitisir menjadi urusan politik," tegasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/10).

Politisasi yang dimaksud oleh Wakil Ketua MPR ini adalah mengaitkan bendera yang dibakar itu dengan ormas HTI. Pasalnya, di bendera itu sama sekali tidak ada tulisan terkait organisasi yang telah dibubarkan pemerintah itu.

"Isinya hanya ungkapan tauhid ‘la ilaha illallah’ tidak ada kata-kata Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),” tekannya.

Apalagi, sambung Hidayat, Kementerian Dalam Negeri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah menegaskan bahwa bendera yang dibakar bukan bendera HTI, melainkan murni bendera bertuliskan kalimat tauhid.

"Menurut pihak Kementerian Dalam Negeri, Pak Sudarmo mengatakan bahwa kalau bendera itu hanya ‘la ilaha illallah’ tidak ada masalah. Yang bermasalah kalau selain ‘la ilaha illallah’ tauhid ada tulisan Hizbut Tahrir Indonesia, nah itu kan engga ada,” urainya.

“Jadi ini tidak urusannya dengan politik. Jadi karenanya saya apresiasi apa yang disampaikan MUI," sambung Hidayat

Makanya, pria yang akrab disapa HNW ini menuntut pihak kepolisian untuk memproses hukum para terduga pelaku pembakaran.

"Silakan hukum yang akan menindaklanjuti," pungkasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita