Diingatkan, Memberantas Hoax Jangan Menggunakan Standar Ganda

Diingatkan, Memberantas Hoax Jangan Menggunakan Standar Ganda

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggota MPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon mengatakan, fenomena hoax adalah masalah bersama. Untuk itu pemberantasan hoax harus mempunyai standar yang sama.

"Jangan menggunakan standar ganda," tegas Fadli saat menjadi pembicara diskusi Empat Pilar MPR tema "Ancaman Hoax Dan Keutuhan NKRI" di Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (5/10).

Pembicara lain, pakar komunikasi politik Prof. Hamdi Muluk dan Anggota MPR Fraksi PDIP, Komarudin Watubun.

Wakil ketua DPR itu mengakui juga menjadi korban hoax. Diungkapkan ada enam hoax yang menimpa dirinya telah dilaporkan kepada aparat hukum, polisi. "Kali pertama saya melaporkan pada 1 Mei 2017," ujarnya,

Meski dirinya sudah melaporkan kepada polisi namun dia heran sampai dimana proses hukumnya. "Saya sudah melaporkan namun tak ada kejelasan," akunya.

Dia membandingkan dengan kasus pengusutan Ratna Sarumpaet yang begitu cepat kurang dari 24 jam tuntas. "Seharusnya semua masalah diusut seperti itu," ujarnya.

Mengenai Ratna Sarumpaet, Fadli sebelumnya percaya pada perempuan seniman itu. Dikatakan banyak perjuangan yang dilakukan seperti membela warga Kampung Aquarium Jakarta. Menurutnya, sebagai wakil rakyat dirinya mempunyai kewajiban untuk menerima semua pengaduan masyarakat.

"Kewajiban kita menerima aduan dari masyarakat," tuturnya.

Ketika disinggung soal verifikasi, lembaga yang dipimpinnya itu tidak punya badan yang melakukan itu. "Tugas kita adalah menyampaikan aspirasi," tegasnya.

Disampaikan juga kepada peserta diskusi, bahwa dia telah mendorong Ratna Sarumpaet melapor polisi dan melakukan visum bila benar-benar dianiaya orang.

Apa yang dilakukan selama ini menurut Fadli sebagai tindakan kemanusiaan. Dirinya mencontohkan bagaimana Capres Prabowo Subianto menolong TKI yang hendak dihukum mati di Malaysia. Langkah yang dilakukan itu berhasil sehingga mampu menyelamatkan warga Indonesia di negeri jiran.

"Tidak ada niat apapun kecuali membantu kemanusiaan," tuturnya.

Atas sikap bohongnya Ratna Sarumpaet, Fadli sangat menyesal. "Kita tak menyangka orang sekritis itu melakukan kebohongan," tutupnya.

Sementara Komarudin Watubun mengatakan, masalah Ratna Sarumpaet adalah masalah yang biasa. "Lebih penting peduli pada musibah bencana yang terjadi di Indonesia," ungkapnya.

Kasus itu membesar menurutnya karena ada orang-orang besar yang dibohongi. Karena yang membela kubu Prabowo Subianto membuat isunya menjadi ramai.

Watubun tidak khawatir dengan masalah itu. Dikatakan sebenarnya Prabowo Subianto dan Joko Widodo telah memberi teladan persatuan bagi bangsa Indonesia. Dituturkan saat Asian Games mereka berdua berpelukan.

"Itu pesan perdamaian," tegasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita