Dahnil Ungkap Kronologi Lengkap Prabowo Cs Dibohongi Ratna Sarumpaet

Dahnil Ungkap Kronologi Lengkap Prabowo Cs Dibohongi Ratna Sarumpaet

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menyampaikan kronologi kebohongan yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet. Dahnil menjelaskan, awalnya Ratna menyampaikan bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan kepada beberapa tokoh seperti Fadli Zon, Said Iqbal, Djoko Santoso dan tokoh lainnya.

"Pesan ke Pak Fadli Zon, beliau (Ratna) mengirim gambar dan kemudian tersebar ke medsos. Beliau sampaikan 21 September malam, Bandara Bandung, 08 (Prabowo) harus tahu kasus apa yang mengancam saya’," kata Dahnil di ILC tvOne, Selasa, 9 Oktober 2018.

Kemudian, Fadli Zon menanyakan siapa orang dalam foto tersebut, dan dijawab Ratna bahwa foto tersebut adalah fotonya dan selanjutnya Fadli Zon bertemu langsung dengan Ratna.

Tak hanya ke Fadli Zon, Ratna juga menyampaikan hal yang sama ke staf Prabowo dengan pesan 'ini terjadi di area parkir di Bandara Bandung 21 September 2018, saya harus bertemu 08 (Prabowo) segera pak, saya mohon, saya percaya beliau peduli please'.

Kalimat tersebut, lanjut Dahnil, juga disampaikan ke Presiden KSPI, Said Iqbal. Cerita tersebut juga disampaikan konsisten oleh Ratna ke tokoh lain. "Akhirnya cerita ini sampai ke Prabowo pada Senin. Kebetulan saya sama Prabowo. Prabowo tanya ini siapa. Staf menyampaikan itu Bu Ratna, dan dijelaskan secara rinci apa yang diceritakan bu Ratna," katanya.

Lalu, katanya, Prabowo memutuskan untuk bertemu Ratna di Polo Club Cibinong bersama Amien Rais dan Fadli Zon. Saat bertemu, Ratna pun menyampaikan hal yang sama ke Prabowo.

"Kemudian Bu Ratna menyampaikan dia tidak ingin melaporkan ini ke polisi, padahal Prabowo meminta Bu Ratna melaporkan apa yang dialami kepada polisi dan visum. Bu Ratna menolak dan tidak percaya polisi, karena dugaan kasus makar belum selesai, dan belum jelas SP3-nya," ucapnya.

Mendengar hal tersebut, Prabowo pun memberikan solusi dan akan berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Tak hanya itu, Prabowo pun memutuskan untuk menyampaikan ke publik dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.

"Kita juga akan sampaikan ke publik agar peristiwa ini tidak terjadi lagi. Tapi Bu Ratna tidak berkenan bersama Prabowo menyampaikan ke publik," ucapnya.

Alasan


Mengenai alasan mengapa Prabowo menyampaikan dugaan penganiayaan ke publik, Dahnil menyebut ada memori kolektif publik, dan banyak persekusi belum bisa dituntaskan dengan baik. Tak hanya itu, Prabowo juga melakukan konferensi pers, karena ada rasa empati dan tidak punya prasangka buruk kepada timsesnya sendiri.

"Beliau percaya dengan pengakuan Bu Ratna akhirnya disampaikan ke publik dan nanti akan bertemu Kapolri," katanya.

Keesokan harinya, lanjut Dahnil, Ratna menghubungi salah satu orang terdekat Prabowo. Saat itu, Ratna menanyakan apakah Prabowo dan Amien Rais adalah orang pemaaf. Setelah dijawab oleh orang dekat Prabowo alasan apa Ratna meminta maaf, Ratna hanya menyatakan bahwa dirinya telah berbohong.

Kebohongan Ratna pun sampai ke telinga Prabowo dan membuat mantan Danjen Kopassus tersebut kaget. Pada detik itu juga, Prabowo menyampaikan bahwa dirinya harus meminta maaf ke publik, karena merasa kebohongan yang disampaikan Ratna telah ia sampaikan ke publik.

"Terus terang tidak ada satu pun narasi politik berlebihan dan fokus ada penganiayaan. Diingatkan Prabowo hal ini tidak boleh terjadi lagi dan mengancam demokrasi," katanya.

Dahnil pun menambahkan, usai kejadian tersebut muncul gelombang laporan polisi kepada Prabowo dan tokoh lainnya. Hal ini membuat dirinya dan kubu Prabowo kaget. Menurutnya, laporan tersebut sudah bermuatan politis.

"Ada muncul ada pelaporan Pak prabowo dan tokoh lain mengagetkan kami, dan bagi kami ini terang bermuatan politik," katanya.

Tak ada prasangka buruk

Ia pun menjawab alasan pihaknya tak melakukan verifikasi atas dugaan penganiayaan yang dialami Ratna. Menurutnya, Prabowo pada saat itu tidak ada prasangka buruk dan percaya apa yang diceritakan Ratna.

Ia pun menyayangkan sikap empati Prabowo bergulir dengan wacana meminta Bawaslu menganulir Prabowo menjadi calon presiden.

"Laporan Bawaslu minta Prabowo dianulir. Silakan saja kalau empati kami dianggap salah, empati dianggap kejahatan. Kami tidak tahu hadir sebagai makhluk seperti apa," katanya.

Terakhir, ia juga menyinggung bahwa yang menjadi korban kebohongan bukan hanya menimpa Prabowo tapi juga pernah menimpa Presiden Jokowi saat menunjuk Archandra Tahar menjadi Menteri ESDM.

"Pak Jokowi mengangkat Pak Archanda Tahar sebagai menteri dan dinyatakan bahwa Pak Archandra bukan WNI. Kita semua dimalukan dengan hal ini. Pak Jokowi korban dan kami tidak menyalahkan," ucapnya.


[viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA