Buntut Penghadangan UAS, Raja Tayan Tuntut Penjelasan GP Ansor

Buntut Penghadangan UAS, Raja Tayan Tuntut Penjelasan GP Ansor

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Penolakan dan penghadangan Ustaz Abdul Somad (UAS) di sejumlah daerah beberapa waktu lalu berbuntut panjang.

Banser dan GP Ansor kena imbasnya. Kegiatan Kirab Satu Negeri yang dimotori GP Ansor di beberapa daerah pun terancam batal, salah satunya di wilayah Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Raja Tayan Gusti Yusri SH meminta penjelasan dari GP Ansor mengapa menolak dan menghadang UAS yang hendak melakukan syiar Islam.

“Kami memerlukan penjelasan terbuka, jujur dan gentel dari GP Ansor atas pelarangan, pembubaran, penghadangan dan apapun istilah terkait sikap GP Ansor yang selama ini menghalangi kegiatan dakwa UAS di berbagai daerah,” kata Yusri dalam keterangan persnya, dikutip Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group/pojoksatu.id), Sabtu (6/10).

Saat ini GP Ansor menghelat Kirab Satu Negeri. Kegiatan tersebut sedang berada di wilayah Kabupaten Ketapang. Sabtu dijadwalkan ke Tayan.

Namun Raja Tayan menegakan pihaknya sulit menerima kehadiran GP Ansor di Tayan sebelum ada penjelasan secara terbuka dari GP Ansor terkait penolakan dan penghadangan UAS.

“Tanpa penjelasan yang terbuka dan jujur sulit bagi kami menerima kehadiran kegiatan GP Ansor, termasuk kirab yang kini tengah dihelat,” tegas Yusri.

Menurut Yusri, penjelasan atas penolakan UAS sangat diperlukan. Mengingat syiar atau ceramah UAS sudah merepresentasikan suara Keraton.

“Apa yang disampaikan UAS saat ini adalah suara hati kami, adalah pesan-pesan politik kebudayaan dari kerajaan yang dipinggirkan,” ujarnya.

Menurut dia, UAS mampu merefleksikan dan merepresentasikan dirinya sebagai sosok yang dipercaya. Dalam menyuarakan harapan Keraton sebagai pusat lahirnya kebudayaan dan adat istiadat sejak masa lampau.

Karena itu, lanjut Yusri, sungguh sikap yang kontradiktif jika UAS diusir dan ditolak saat hendak bersyiar.

“Kami Keraton-Keraton di Kalbar justru welcome dan membuka pintu selebar-lebarnya bagi UAS,” tuturnya.

Yusri mengatakan, dia sulit memahami pihak yang menolak kegiatan seorang mubaligh dalam menjalankan syiarnya.

Yusri mohon GP Ansor sebagai organisasi kaum muda Nahdhiyin dapat memberikan penjelasan.

“Hal itu sangat kami perlukan sebab sudah menimbulkan keresahan di masyarakat yang cinta damai, cinta pada UAS dan haus akan siraman rohani yang berbobot dan mudah dicerna,” pungkas Yusri.

Terpisah, Ketua GP Ansor Kalbar M. Nurdin membantah pernyataan dari Raja Tayan terkait penolakan terhadap kunjungan UAS.

“Kami tidak menolak. Kami hanya mengawal kedatangan beliau ke Ketapang,” ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat (5/10).

Nurdin justru mempertanyakan pernyataan Raja Tayan mengenai sikap Ansor yang diberitakan menolak kedatangan UAS.

“Dari mana asal berita itu? Sekali lagi, kami tidak menolak kehadiran UAS,” ujarnya.

Ditegasknnya lagi, pihaknya hanya mengawal. Bahkan seluruh pengurus NU di sana turut mengawal. “Bagi kami, sudah selayaknya ulama yang datang ke Kalbar harus dikawal,” ujarnya.

Nurdin meminta kepada semua pihak, terutama umat Islam untuk tidak mudah suudzon atas apa yang dilakukan Ansor. Ia tidak ingin terjadi konflik yang bisa membuat persatuan umat Islam tercerai berai.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita