VIDEO: Usai Gempa, Muncul Lumpur yang Amblaskan Bangunan dan Pohon di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

VIDEO: Usai Gempa, Muncul Lumpur yang Amblaskan Bangunan dan Pohon di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho tampak mengunggah video fenomena munculnya lumpur dari permukaan tanah pasca gempa yang mengguncang beberapa daerah di Sulawesi Tengah.

Hal tampak melalui laman Twitter-nya, @Sutopo_PN, Minggu (30/9/2018).

Sutopo mengatakan, fenomena itu terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Dalam penjelasannya, munculnya lumpur dari permukaan tanah itu menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon.

Fenomena yang bernama likuifaksi (liquefaction) itu merupakan perubahan tanah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.

"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," kicau akun @Sutopo_PN.



Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah tepatnya 27 km Timur Laut Donggala, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB.

Dikutip dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, gempa 7,7 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.

Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.

"#Gempa Mag:7.7, 28-Sep-18 17:02:44 WIB, Lok:0.18 LS,119.85 BT (27 km TimurLaut DONGGALA-SULTENG), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG," tulis BMKG dalam Twitternya, Jumat (28/9).

30 menit kemudian, status peringatan dini tsunami berakhir.



Update Gempa

Dilansir dari Tribun Timur, hingga Minggu (30/8/2018) pagi ini, korban jiwa akibat gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang masuk di posko Basarnas sebanyak 388 jiwa.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Operasi Basarnas, Bambang S, saat ditemui di posko Basarnas, Minggu (30/9/2018) pagi.

"Lokasi pencarian hari ini akan kita prioritaskan ke daerah yang diperkirakan masih ada korban hidup tapi tidak berdaya untuk menyelamatkan diri,"kata Bambang kepada wartawan.

Titik-titik yang diprioritaskan, yakni Perumnas Balaroa, Hotel-roa, Mall Ramayana dan Perumahan Petobo.

"Di empat titik ini, kita perkirakan masih ada korban yang hidup, namun belum bisa diselamatkan tadi malam dikerenakan kekurangan peralatan,"katanya.

"Termasuk di Pantai Talise yang kita perkirakan sudah banyak korban meninggal dunia disana," ujarnya.

Basarnas Palu Evakuasi 396 Korban, 112 di Antaranya Meninggal Dunia (Nurhadi)

Pagi ini, pihaknya akan memaksimalkan perbantuan terhadap korban dengan peralatan yang sudah ada.

"Kami juga sudah komunikasi dengan BNPB dan Gubernur, untuk minta alat berat, karena ada beberapa struktur bangunan yang rubuh harus dikerjakan dengan alat berat.

Sebelumnya, berdasarkan data terbaru dari BNPB hari Sabtu 29 September 2018 pada pukul 14.30 WIB, jumlah korban meninggal akibat gempa Sulawesi Tengah sebanyak 384 orang, 540 luka berat dan 29 orang hilang.

Korban meninggal ini tersebar di beberapa rumah sakit.

RS Wirabuana Palu 10 orang, RS Masjid Raya 50 orang, RS Bayangkhara 161 orang, RS Ybdara Mamboro Palu 141 orang.

Sedangkan di Desa Pantoloan Induk korban meninggal berjumlah 20 Orang dan Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang.

Sedangkan data yang masuk di BNPB untuk korban yang terluka berjumlah 540 orang.

Korban terluka tersebut dirawat di beberapa rumah sakit.

RS Woodward Palu berjumlah 28 orang, RS Budi Agung Palu 114 orang, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Mamboro Palu 160 orang, RS Wira Buana 184 orang.

BNPB juga mencatat sebanyak 29 orang dinyatakan hilang.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita