Ustaz Abdul Somad Bangun Madrasah dari Hasil Difitnah, Warga Menangis

Ustaz Abdul Somad Bangun Madrasah dari Hasil Difitnah, Warga Menangis

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - 'FITNAH Berbuah Madrasah.' Judul itu ditulis untuk menggambarkan sebuah musibah yang justru berbuah manis.

Fitnah yang justru membuat warga pelosok Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mendapatkan madrasah.

Rasa syukur itu terlihat dalam postingan video ekspedisi yang dilakukan Ustaz Abdul Somad dengan sejumlah relawan menuju Kampung Durian Cacar.

Video yang diunggah lewat akun Instagramnya @ustadzabdulsomad dan Channel Youtube Taffaquh, Jumat (21/9/2018).

Dalam rekaman video, perjalanan berat dilalui Ustaz Abdul Somad dengan para relawan.

Mereka melintasi jalan bergelombang berlapis tanah kering, menuju perkampungan yang berada di pedalaman hutan Riau.

Perjalanan menuju kampung yang disebut Talang Mamak itu tidak mudah. Rombongan harus naik turun bukit. Mereka pun menyeberangi jembatan kayu yang disusun selebar roda mobil.

Dalam sambutan, seorang perwakilan warga mengucapkan terima kasih kepada Ustaz Abdul Somad dan rombongan. Terlebih soal kedatangan Ustaz Abdul Somad yang bakal membangun madrasah di tengah perkampungan.



"Kami atas nama Desa Durian Cacar, bersyukur kepada Allah, dan kami berterima kasih kepada ustaz dan rombongan, berkenan berkunjung ke desa kami ini yang lebih dikenal dengan sebutan suku pedalaman, Suku Talang Mamak. Tapi apa pun sebutannya, intinya kami ingin maju," ungkap seorang warga.

Rasa syukur kembali diucapkannya karena besarnya perhatian Ustaz Abdul Somad dan para relawan.

Karena, warga Kampung Durian Cacar sering kali disebut sebagai orang Talang Mamak, yaitu sekumpulan masyarakat yang terasing dan hidup secara tradisional di ilir Sungai Indragiri, Riau.

"Ini syukur alhamdulillah, kami dikunjungi oleh ustaz. Kabarnya (kampung) kami akan dibangun sekolah. Kami sungguh merasa sedih, kami ini dianggap talang mamak yang tidak pandai tulis baca, tapi kami berkah dengan kedatangan Ustaz Somad," katanya, lalu menangis.



Ustaz Abdul Somad lewat statusnya hanya mengucapkan fitnah yang dialaminya justru berbuah madrasah. Fitnah yang berasal dari sebuah topi bertuliskan Laailaaha Illallah yang dipakainya.

"TOPI "LAAILAAHA-ILLALLAAH. Topi itu tidak ada yang aneh, tidak terikat dengan aliran apa pun. Namun kemudian menjadi fitnah. Tapi rupanya, terjadinya musibah itu menjadi hikmah bagi yang lain. Dokumentasi singkat perjalanan ke Kampung Talang Durian Cacar, Indragiri Hulu (9 Muharram 1440 / 19 September 2018)," tulis Ustaz Abdul Somad mengiringi postingan video.

"Semoga Madrasah at-Tauhid ini bisa menjadi penawar duka masyarakat pedalaman untuk mencerdaskan anak bangsa. Versi Youtube: https://youtu.be/BrGHmFmjfJk," tambahnya.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad lewat akun instagramnya @ustadzabdulsomad, mengaku mendapatkan uang sebesar Rp 100 juta usai dirinya mengenakan topi pet beberapa waktu lalu.

Topi yang semula menjadi fitnah, katanya, justru berbuah manis.

Kabar baik itu disampaikan Ustaz Abdul Somad lewat postingannya pada Rabu (19/9/2018) siang. Lewat statusnya, dirinya menceritakan jika uang tersebut tidak digunakannya untuk kepentingan pribadi, tetapi disalurkannya untuk membangun madrasah di pelosok Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

"Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, 'Ustadz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz'. Saya jawab, 'Kita antar duit itu bersama-sama ke Durian Cacar. Kita buat Madrasah. Namanya Madrasah at-Tauhid. Karena tulisan di topi tu kalimat Tauhid'," tulis Ustadz Abdul Somad.

Oleh karena itu, selepas Salat Subuh, Ustaz Abdul Somad segera menuju Kampung Durian Cacar bersama sang dermawan. Dirinya pun menyampaikan maksud baik kepada para tokoh adat, di antaranya Datuk Perpatih, Mangku, dan Batin, serta sejumlah pejabat pemerintahan.

"Setelah Salat Subuh tadi, kami bertolak menelusuri jalur Lintas Timur Sumatera. Enam jam perjalanan darat, kami sampai di Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Kami disambut Datuk Perpatih, Pak Mangku dan Pak Batin dari para tokoh adat. Ada pun dari pemerintahan hadir Pak Kades, Kapolsek dan masyarakat," beber Ustaz Abdul Somad.

"Semoga Madrasah at-Tauhid ini bisa menjadi penawar duka masyarakat pedalaman untuk mencerdaskan anak bangsa," tambahnya.

Fenomena topi pet itu diketahui berasal dari peristiwa fitnah yang dialami Ustaz Abdul Somad, seusai berceramah pada Muktamar Tokoh Umat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Riau di Hotel Pangeran, 24 April 2016.

Rekaman ceramah Ustaz Abdul Somad pun tersiar di seluruh lini media sosial.

Namun, terdapat sejumlah video yang dipotong hingga maknanya menjadi berbeda, salah satunya adalah pernyataannya tentang Nabi Muhammad SAW yang hidup hingga usia 40 tahun sebagai pribadi yang soleh, namun tidak bisa mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.

Kesalahpahaman tersebut pun telah diklarifikasi dirinya lewat rekaman video yang diunggah lewat YouTube.

Namun, fitnah berbuah manis, dirinya kian populer dan banyak yang menaruh simapti karena tetap merendah diri, hingga akhirnya Ustaz Abdul Somad mengenakan topi pet agar tidak dikenali masyarakat. [tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita