Soal Polemik Impor Beras, Rizal Ramli: Damai Tanpa Solusi Artinya Permisif Terhadap Korupsi

Soal Polemik Impor Beras, Rizal Ramli: Damai Tanpa Solusi Artinya Permisif Terhadap Korupsi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia sekaligus Mantan Menteri Keuangan, Rizal Ramli menanggapi polemik impor beras.

Hal itu disampaikan Rizal Ramli melalui akun Twitter-nya, @RamliRizal, Rabu (26/9/2018).

Rizal Ramli mengatakan, polemik impor beras sudah didamaikan dengan alasan agar tidak gaduh.

Menurutnya, damai tanpa solusi berarti membuka peluang terhadap korupsi dan penyalahgunaan kewenangan.

"Kisruh impor beras ugal3an mau ‘didamaikan’, yg penting asal tidak gaduh. Damai tanpa solusi artinya permisif thd korupsi & penyalahgunaan kewenangan. Istilahnya ‘crime by omission’, tutup mata thd kejahatan. Apakah etika seperti ini yg dipertontonkan kepada publik @jokowi @kpk ?" tulis Rizal Ramli.


Sementara itu diberitakan Kompas.com, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan polemik terkait impor beras sudah cukup.

Menurutnya, penjelasan Menko Perekonomian Darmin Naustion sudah cukup menjelaskan duduk persoalan impor beras yang muncul antara dirinya dengan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso yang akrab disapa Buwas.

"Sudah cukup, Menko Perekonomian sudah bicara," ujar Enggar ketika ditemui awak media di kantor Kementerian Keuangan, Senin (24/9/2018).

Terpisah, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Wasesomenegaskan, hingga Juni 2019 Indonesia tidak perlu mengimpor beras lantaran ketersediaan beras di Bulog masih mencukupi.

“Dari hitungan yang ada, sampai Juni 2019 tidak perlu impor beras,” kata Budi Waseso, Senin (24/9/2018) dikutip dari Tribunnews.com.

Budi Waseso mengatakan, sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo ia diminta menjaga harga pangan tetap terkendali meskipun tidak mengimpor beras hingga Juni 2019 mendatang.

“Pak Buwas, bisa enggak cadangan beras pemerintah tidak impor?” tutur Buwas menirukann ucapan Jokowi. Lantas, Buwas pun menaggapinya dengan mengoptimalkan serapan beras dari dalam negeri.

“Insya Allah bisa, kita negara agraris, maka saya selalu menyerap dari dalam negeri,” katanya.

Hingga saat ini, cadangan beras Perum Bulog sebanyak 2,4 juta ton. Nantinya, pada Oktober akan ada lagi tambahan beras sebanyak 400 ribu ton beras impor dari pengadaan impor sebelumnya.

Sedangkan, hingga akhir tahun diperkirakan beras Bulog mencapai 2,7 juta ton karena 100 ribu ton beras dialokasikan untuk rastra.

“Hari ini, kami sudah 2,7 juta ton. Belum lagi nanti tambah terus, jadi cukup," imbuh Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu.

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta semua pihak tidak lagi mempermasalahkan impor beras untuk tahun ini.

Dia mengatakan, pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang melibatkan kementerian/lembaga terkait di bawah pimpinan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya memutuskan impor beras hingga 2 juta ton untuk memenuhi kebutuhan tahun ini.

"Menurut saya, ini tidak perlu gaduh. Kalau tidak ada impor, (kita) repot. Itu sudah dengan pertimbangan matang," kata Darmin Rabu (19/9/2018).[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita