Said Didu Bahas Johan Budi yang Sebut PDIP Paling Tegas soal Korupsi, Fahri Beri Komentar

Said Didu Bahas Johan Budi yang Sebut PDIP Paling Tegas soal Korupsi, Fahri Beri Komentar

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah tampak mengomentari postingan mantan staf khusus menteri ESDM Muhammad Said Didu.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Fahrihamzah yang diunggah pada Rabu (12/9/2018).

Awalnya, Said Didu menyinggung bakal caleg sekaligus mantan staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) bidang komunikasi Johan Budi.

Said Didu mengatakan jika omongan Johan Budi yang memuji PDIP dalam hal pemberantasan korupsi membuatnya berifikir tentang kritikan Fahri Hamzah terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

"Pernyataan mantan Jubir @KPK_RI pak @JohanBudiSP yg memuji partai tempatnya caleg sekarang bhw partainya paling tegas ttg korupsi membuat saya berpikir thdp kritikan pak @Fahrihamzah thdp KPK selama ini. Semoga saya salah," tulis Said Didu.

Menanggapi hal tersebut, Fahri Hamzah kemudian menuding jika semua pejabat KPK pada ujungnya akan haus kekuasaan.

Ia pun menyebut Johan Budi sebagai contoh Machiavellian.

Diketahui, Johan Budi juga merupakan mantan wakil ketua KPK.

"Hampir semua pejabat KPK pada ujungnya akan haus kekuasaan...

Itu ada hubungannya dengan kultur politik dan persaingan di dalam yg semakin kental ...

KPK adalah Power holder yg tak terkendali...

Gak ada etika...

JB itu contoh terbaru betapa mereka itu machiavellian," tulis Fahri Hamzah.


Johan Budi Nyaleg

Johan Budi sempat menceritakan perjalanannya dari bekerja sebagai jubir hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi caleg.

Hal tersebut ia sampaikan melalui acara Catatan Najwa yang diunggah oleh akun YouTube Najwa Shihab pada Senin (23/7/2018).

Johan Budi mengaku jika dirinya sudah merenungkan pekerjaannya di istana sejak 6 bulan terakhir.

Kemudian PDIP menawarinya untuk bergabung.

Setelah itu ia kemudian memutuskan untuk maju sebagai calon legislatif, melalui PDIP.

Johan Budi mengatakan jika Presiden Jokowi sempat terkejut ketika dirinya meminta izin untuk maju menjadi anggota dewan.

"Sedikit terkejut, 'jadi nyaleg?'," kata Johan Budi menirukan Jokowi.

Johan Budi lantas menyebutkan jika Jokowi memintanya untuk tidak perlu mundur dari jabatannya sebagai staf khusus di istana.

Hal tersebut Jokowi sampaikan saat Johan Budi meminta izin untuk mundur dari jabatannya.

"Saya dukung Pak Johan nyaleg dari PDIP," kata Johan mengutip pernyataan Jokowi.

Dalam pemilu 2019, Johan Budi akan berkontestasi di Dapil VII, yang meliputi wilayah Ngawi, Magetan, Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek.

Najwa Shihab kemudian menanyakan apa kekhawatiran terbesar Johan Budi sehingga ia mengambil keputusan untuk maju menjadi caleg.

"Dalam pandangan saya, menjadi DPR itu sama dengan profesi apa saja. Anda bisa menjadi baik, anda bisa menjadi jelek. Anda bisa korupsi tidak hanya di DPR, di mana saja anda bisa korupsi. Anda menjadi baik di mana saja juga bisa," kata mantan juru bicara KPK itu.

"Saya tidak berat ya untuk keluar atau masuk pintu jabatan. Jabatan bagi saya itu jangan ditaruh di hati, tapi di tangan, jadi tidak terlalu sedih ketika dilepas."

Najwa lantas membacakan komentar yang dituliskan oleh Fahri Hamzah di Instagram Mata Najwa dan Najwa Shihab.

"Bung Johan, satu sisi saya ingin sampaikan selamat. Akhirnya Anda paham bahwa politik itu soal mandat. KPK dan Jubir tidak punya mandat rakyat.

Anda sudah putuskan, silahkan diteruskan, tapi Anda membawa beban, berat, luruskan niat," tulis Fahri.

Menanggapi hal tersebut, Johan Budi mengatakan jika menjadi juru bicara KPK itu tidak dipilih oleh rakyat.

"Saya sering berdebat, kita (dengan Fahri) ini rival diskusi," ujarnya.

Johan Budi mengatakan jika dirinya sudah keluar dari KPK dan tidak memiliki hubungan dengan KPK.

Simak selengkapnya di bawah ini.



Rekam Jejak Johan Budi

Terkait rekam jejak, Johan Budi diketahui bukan murni berasal dari kader PDI-P.

Dikutip dari kompas.com, namanya mulai dikenal publik saat ia menjabat sebagai Juru Bicara KPK.

Pada saat KPK mengalami kekosongan kepemimpinan pada Februari 2015 lalu, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Pelaksana Tugas Pimpinan KPK.

Saat masa tugasnya berakhir, Johan sempat mendaftarkan diri kembali sebagai pimpinan KPK.

Namun, upayanya kandas karena tak dipilih oleh DPR. [tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA