Jokowi Diingatkan Kejatuhan Soeharto Karena Krismon

Jokowi Diingatkan Kejatuhan Soeharto Karena Krismon

Gelora News
facebook twitter whatsapp

indonesia krisis ekonomi

GELORA.CO - Sosialisasi klaim keberhasilan pembangunan dan ekonomi nasional Joko Widodo sehebat apapun monggo saja.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Menurutnya rakyat Indonesia sudah melek dan cerdas, bagaimana mengukur kinerja keberhasilan pembangunan dan ekonomi pemerintahan yang berkuasa apakah dianggap berhasil atau tidak.

"Masyarakat Indonesia sudah tahu dan cerdas bahwa salah satu kejatuhan Soeharto bukan karena krisis politik. Tapi lebih kepada rontoknya nilai kurs rupiah terhadap dolar atau yang lebih dikenal dengan kata krismon (krisis moneter ), yang menyebabkan banyak bank bank dibekukan operasinya alias BBO serta PHK di mana-mana dan harga harga kebutuhan sembako naik tinggi," kata Arief, Selasa (4/9).

Artinya, dia berujar, apapun klaim  Keberhasilan kepemimpinan Joko Widodo dalam bidang ekonomi akan dianggap omong kosong oleh masyarakat karena nilai kurs rupiah sudah masuk ke angka Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat. Selain itu, juga dibarengi dengan kenaikan harga harga sembako .

"Coba saja sekarang makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia tahu dan tempe sudah sangat mahal sekali , serta mulai marak program dirumahkannya buruh oleh pengusaha akibat dolar naik tinggi," ujarnya.

Arief pun mendoakan denga semakin liarnya nilai tukar dolar terhadap rupiah semoga tidak ada bank bank yang kolaps dalam waktu dekat akibat kredit macet di sektor infrastruktur, pertambangan, properti dan komsumsi.

"Pesan saya, hanya kompak saja dan jangan panik yang Kangmas Joko Widodo menghadapi datangnya krismon era reformasi. Kami siapkan kok kasih jalan keluarnya," demikian Arief. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA