Habib Rizieq: RI Merdeka dan Pancasila Disusun Politik Identitas

Habib Rizieq: RI Merdeka dan Pancasila Disusun Politik Identitas

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Imam besar FPI Habib Rizieq Syihab bicara soal politik identitas dan perannya terhadap perjalanan bangsa Indonesia. Rizieq berpendapat bangsa ini lahir karena politik identitas.

"Ingat, Indonesia merdeka dengan politik identitas. Indonesia juga lahir melalui politik identitas. Ingat Pancasila pun disusun dengan politik identitas, para wali songo, para sultan Nusantara, juga Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar dan masih banyak lagi pahlawan yang melawan penjajah Belanda, Inggris dan Jepang dengan politik identitas," kata Rizieq melalui rekaman yang diperdengarkan di Ijtimak Ulama di Hotel Grand Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018).

Rizieq menyebut sederet peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia sebagai politik identitas. Dia juga menyebut beberapa nama mulai dari Bung Tomo hingga Presiden ke-2 RI Soeharto.

"Tatkala Bung Tomo meminta fatwa ulama dan menggerakkan santri dengan takbir melawan nica di Surabaya juga merupakan politik identitas. Tatkala pak Dirman sang ustaz madrasah ibdtidaiyah, yang menjadi jenderal besar, panglima besar, masujk ke hutan melakukan perlawanan dengan cara bergerilya untuk mempertahankan Republik Indonesia pun melalui politik identitas," ujarnya.

"Tatkala Bung Karno menandatangi piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan juga mengeluarkan dekrit presiden 5 Juli 1959 itu pun politik identitas, tatkala pak Harto bersama TNI dan ulama serta Islam membasmi PKI juga merupakan politik identitas," sambung dia.

Dia kemudian memberikan contoh terkini soal perjuangan politik identitas. Rizieq menyebut Pilgub DKI 2017 lalu sebagai politik identitas yang diperjuangkan umat untuk menjunjung tinggi ayat suci di atas konstitusi.

"Bahkan Pilkada DKI tahun 2017 kemarin, ulama dan umat Islam juga melakukan politik identitas untuk menjunjung tinggi ayat suci di atas ayat konstitusi, agar konstitusi negara dan semua turunan perundang-undangannya selalu terjaga dan terkawal supaya tidak bertentangan dengan ayat ilahi robbi. Alhamdulilkah, Allah SWT memberkahi perjuangan dan memberikan kemenangan yang besar dan nyata di ibu kota Jakarta," papar Rizieq.

Karena itu, Rizieq menegaskan pihaknya akan terus memainkan politik identitas. Namun politik identitas yang dimaksud bukan politik SARA dan politik rasis melainkan politik umat kebangsaan.

"Demikian, politik identitas ulama dan umat Islam bukan politik SARA, bukan politik rasis dan bukan politik fasis, melainkan politik umat kebangsaan untuk mencari ridho Allah SWT. Jadi ijtimaK ulama akan terus menghidupkan dan menggelorakan politik identitas keumataan dan kebangsaan demi menjaga keutuhan NKRI dan kelestarian Pancasila dan untuk menuju Indonesia berkah," bebernya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita