Demokrat Yakin Ada Kepentingan Politik Di Balik Asia Sentinel

Demokrat Yakin Ada Kepentingan Politik Di Balik Asia Sentinel

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pemberitaan media asing Asia Sentinel yang menyudutkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak didukung dengan data yang akurat. Sehingga, patut diduga artikel yang kini telah dihapus itu sebatas alat politik untuk merusak nama baik SBY dan Partai Demokrat.

Begitu duga Wasekjen DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (18/9).

“Sangat disayangkan sebuah media international, mau menjadi media fitnah untuk kepentingan pihak-pihak tertentu demi menghancurkan nama baik SBY dan Partai Demokrat, walau dengan-dengan cara-cara yang kotor dan tidak bertanggung jawab,” kata Didi.

Menurutnya, jika data yang dimiliki Asia Sentinel akurat, maka seharusnya artikel itu terbit tidak terlalu lama setelah kasus Bank Century berhembus.

Apalagi, kini digulirkan di saat Pansus Century yang mengorek kasus tersebut sudah selesai bekerja hampir 10 tahun lalu.

“Sehingga jadi penuh tanda tanya apa tujuan dan motif sesungguhnya media ini hembuskan isu jelang Pilpres dan Pileg 2019,” urai anggota Komisi XI DPR itu.

Didi juga menyayangkan pemberitaan Asia Sentinel yang jauh dari prinsip kode etik pers, yaitu menjunjung tinggi etika, martabat, dan kehormatan pers. Menurutnya, berita yang disuguhkan Asia Sentinel tidak berimbang, sepihak, dan tendensius.

“Benarkah ini media internasional yang patut dipercaya atau sekadar media pesanan penebar hoax?” tanyanya.

Bak gayung bersambut, lanjut Didi, berita Asia Sentinel itu langsung menjadi gorengan media-media di tanah air. Hal ini menjadi ironi lantaran kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang skala korupsinya lebih besar ketimbang Bank Century justru tidak diberitakan. Padahal, isu tersebut masih bergulir di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Absurd! Patut diduga ada kepentingan politik di balik berita yang terus diangkat secara masif tersebut,” tukasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita