Rizal Ramli: Mohon Maaf, Jokowi Tidak Berhasil, Tapi Siapa Tahu Ada Ide Baru

Rizal Ramli: Mohon Maaf, Jokowi Tidak Berhasil, Tapi Siapa Tahu Ada Ide Baru

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Program pemerintahan Presiden Joko Widodo selama ini dinilai masih neolib. Program Jokowi masih jauh dari amanat Pasal 33 UUD 45.

Ekonom senior DR. Rizal Ramli menghimbau kepada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk betul-betul mengkaji program ekonomi yang akan diserahkan kepada KPU sebagai bagian dari visi misi kampanye.

Pasalnya, RR dan tim berencana untuk mengulas visi misi tersebut untuk mengetahui program yang bakal membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.

"Calon mana yang betul-betul bersungguh-sungguh mau meninggalkan garis neoliberalisme yang selama ini membawa kehancuran," kata RR dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8).

Selanjutnya yang akan dalami, paslon mana yang memiliki program yang mampu meningkatkan kemakmuran, kecerdasan, dan kedaulatan bangsa. Dan ketiga, paslon mana yang memiliki program makro ekonomi yang mampu membawa keluar dari ekonomi lampu merah menjadi ekonomi yang normal kembali masuk ke track 7 persen.

Diakui RR bahwa selama tiga tahun terakhir, ekonomi yang dijalankan memang masih jauh dari harapan. Yang mana pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stagnan di angka 5 persen, tidak naik hingga 7 persen seperti target awal.

Hal itu karena ekonomi pemerintahan Jokowi terlalu neoliberal yang jauh dari amanat konstitusi.

"Tujuan konstitusi kita apa. Kan tiga, mencerdaskan bangsa, yang kedua meningkatkan kemakmuran, menjaga supaya negara kita tidak menjadi antek Amerika atau antek China. Melindungi warga negara," jelasnya.

Meski demikian, RR masih menaruh harapan kepada Jokowi-Ma'ruf. Dia berharap pasangan tersebut nantinya mampu merubah cara pandang kebijakan ekonomi untuk lepas dari jeratan liberalisme yang dapat membawa kehancuran.

"Pak Jokowi, walaupun selama ini mohon maaf, tidak berhasil, malah berakibat ekonomi Indonesia mandeg, malah membuat resiko makro ekonominya tinggi, tapi siapa tahu ada ide baru, pemikiran baru, mau ninggalin ini (neolib), mau punya program untuk memulihkan. Kita senang, kita dukung program yang bagus," tutupnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita