Mengenal Maher Algadri, Konglomerat yang Bersahabat dengan Prabowo

Mengenal Maher Algadri, Konglomerat yang Bersahabat dengan Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Konglomerat Maher Algadri menjadi saksi pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan elite PAN dan PKS. Di rumah Maher, Prabowo dan jajaran pimpinan kedua partai, membahas koalisi dan kemenangan Pilpres 2019.

Prabowo, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Waketum Gerindra Rachmawati Soekarnoputri, Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri hingga Presiden PKS Sohibul Iman, merapat perlahan ke kediaman Maher di Jalan Prapanca, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/7) malam.

Sejauh ini, Gerindra, PAN, dan PKS, memang sudah bulat mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden yang akan bersaing dengan Joko Widodo di Pilpres 2019.

Lalu, yang menjadi pertanyaan, mengapa partai koalisi itu mengadakan pertemuan di rumah Maher?

"Karena tadinya mau menghindari kalian (wartawan). Saya mau cek, kamu tahu dari mana. Wartawan ini gawat ya," kelakar Prabowo kepada para pewarta, saat tiba di kediaman Maher.

Maher, sejak dulu, memang karib dengan Prabowo dan Ketua Dewan Kehorman PAN Amien Rais. Hal itu diungkapkan Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif --yang ikut diundang ke rumah Maher--.

Bahkan, hubungannya dengan Maher sudah terjalin sejak Prabowo masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak Sumbangsih, Jakarta. Sedangkan Maher saat itu terpaut lima tahun lebih tua dari Prabowo, yang sudah duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Dalam wawancara di Majalah Tempo pada 30 Juni 2014, Maher menyebut, sejak dulu, keluarganya memang kerap berkumpul dengan keluarga besar Soemitro Djojohadikusumo, yang tak lain adalah ayah dari Prabowo.

Sedangkan Ayah Maher, Hamid Algadri, adalah salah seorang anggota parlemen di masa-masa awal Republik Indonesia terbentuk. Hamid yang juga akrab dengan Sumitro, sering berbincang bersama, dan mengundang sejumlah tamu untuk berdiskusi.


"Tapi, karena sejak kecil bergaul dengan para pemikir negara, kami (Prabowo dan Maher) sudah terbiasa dengan kehidupan politik," ujar Maher dalam wawancara itu.

Maher tercatat pernah memegang jabatan direktur di Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglemerasi yang didirikan bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo saat era Orde Baru.

Selain itu, nama Maher juga pernah masuk dalam Paradise Papers (Dokumen keuangan mengenai data keuangan orang-orang kaya di seluruh dunia yang berinvestasi di luar negeri demi mendapat pajak rendah). Namanya masuk bersama salah satu anak Presiden ke-2 Soeharto, Mamiek Soeharto.

Selanjutnya, pada 2006, Maher pernah membantah atas tudingan pihak-pihak yang menyebutnya sebagai penyokong dana pembelian senjata Waaslog Kasad (alm) Brigjen TNI Purn Koesmayadi.

Dan, saat pertemuannya dengan Maher terjadi kemarin malam, Prabowo banyak menebar senyum. Dia menyebut, kedatangannya kali ini --bersama koalisi dan elite partai--, dilakukan untuk memenuhi undangan makan malam.

"Cuma undangan makan sate saja," ucapnya.

Hingga saat ini, baik Prabowo maupun koalisi pendukung, memang belum mengumumkan cawapres yang dipilih. Padahal, pendaftaran pasangan capres-cawapres, dalam hitungan hari, yakni pada 4 hingga 10 Agustus mendatang, akan segera dibuka. [kumparan]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA