LSI: Jokowi-Ma'ruf Unggul di Pemilih Muslim yang Jarang Salat

LSI: Jokowi-Ma'ruf Unggul di Pemilih Muslim yang Jarang Salat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kalangan pemilih muslim. Dari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Jokowi-Ma'ruf Amin lebih disukai pemilih muslim dari pada Prabowo-Sandi.

Survei itu dibagi berdasarkan beberapa kategori, di antaranya terkait frekuensi ibadah salat dan tokoh atau ustad yang banyak didengar umat. 

Dari kotegori praktik ibadah salat terdapat tiga kategori besar yakni salat setidaknya sehari sekali dengan jumlah responden sebanyak 31.5 persen, salat hanya di momen tertentu dengan jumlah responden sebanyak 27.8 persen serta sisanya tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 40.7 persen responden. 

"Untuk pilihan capres dan cawapres dari kategori ini masih diungguli oleh Jokowi-Ma'ruf," kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar di kawasan Pulo Gadung, Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Lebih lanjut, Rully memaparkan ada sedikitnya 57.9 persen suara untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf dari responden muslim yang melaksanakan salat setidaknya sekali dalam sehari, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi harus puas dengan suara sebanyak 27.4 persen dari pemilih kategori ini. 

Sementara itu untuk pemilih yang melaksanakan salat hanya di momen tertentu berselisih cukup tipis yakni sebanyak 43.5 persen untuk pasangan Prabowo-Sandi sedangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat suara sebanyak 41.2 persen. 

Untuk pemilih berkategori tidak tahu atau tidak mau jawab sebanyak 55.2 persen memilih Jokowi-Ma'ruf dan 21.5 persen memilih Prabowo-Sandi. 

Hal berbeda justru muncul pada responden muslim dengan kategori ulama atau tokoh yang paling didengarkan seperti Ustad Abdul Somad, Ustad Yusuf Mansyur, Kyai Ma'ruf Amin hingga Rizieq Shihab.

Untuk responden pengikut UAS suara lebih condong diberikan untuk pasangan Prabowo-Sandi dengan perolehan suara sebanyak 41.7 persen, sedangkan responden pengikut Yusuf Mansyur dan Ma'ruf Amin lebih banyak memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Dan terkahir pemilih dari basis Rizieq Shihab lebih condong ke Prabowo-Sandi dengan perolehan angka mencapai 64,3 persen, meski ada sekitar 21.4 persen suara dari pemilih yang mengidolakan Rizieq condong ke Jokowi," kata dia.

Jokowi Dianggap Responden Turuti Umat

Dipilihnya sosok Ma'ruf Amin oleh Joko Widodo untuk mendampingi di kontestasi Pilpres 2019 disebut bisa mewakili keinginan responden umat islam agar kalangan ulama turut serta memimpin negeri. 

"Umat Islam merasa lebih terwakili dengan pasangan Jokowi yang memilih calon wakil presiden dari kalangan ulama. Ma'ruf Amin adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), sementara Sandiaga bukan tokoh yang dikenal dalam pergerakan Islam," kata Rully.

Tak hanya itu, Rully juga membeberkan alasan lain mengapa banyak pemilih muslim yang lebih condong memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Kata Rully berdasarkan hasil survei umat islam merasa puas dengan kinerja Jokowi selama empat tahun menjabat sebagai Presiden. 

Adapun tingkat kepuasan masyarakat terhadap mantan walikota Solo itu mencapai 75%, sehingga dapat dipastikan mereka akan kembali memilih kandidat yang sama pada pilpres mendatang. Tak hanya soal kinerja karekter Jokowi pun kata Rully banyak disukai pemilih muslim ketimbang Prabowo. 

"Jokowi unggul dalam hal personaliti jujur, nasionalis, agamis religius, perhatian pada rakyat, dan mampu mengambil keputusan dengan tegas. Sementara Prabowo hanya unggul dalam personaliti pintar dan berwibawa secara pemimpin," kata dia. 

Sementara untuk posisi cawapres, karekter Ma'ruf Amin juga lebih banyak disukai pemilih muslim ketimbang Sandiaga. Ma'ruf unggul dalam hal jujur, nasionalis, agamis religius, dan perhatian pada rakyat. 

Adapun Sandiaga hanya unggul untuk karekteristik pintar, berwibawa sebagai pemimpin, dan mampu mengambil keputusan dengan tegas.

Terakhir, Rully juga memaparkan hasil survei LSI menemukan fakta bahwa mayoritas umat Islam lebih menyukai program yang mengedepankan ekonomi keumatan. 

"Ini memperlihatkan dukungan publik terhadap program dan isu tersebut. MUI di bawah kepemimpinan Ma'ruf Amin yang mempeloporinya," katanya.

LSI Denny JA melakukan survei nasional pascapendaftaran capres-cawapres resmi ditutup pada 10 Agustus lalu. Survei itu pun dilakukan dalam jangka waktu antara 12 Agustus hingga 19 Agustus 2018.

Survei itu dilakukan dengan metode face to face interview dengan cara membagikan kuesioner. Survei ini juga memggunakan metode multistage random samplingdengan 1.200 responden dan menghasilkan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Survei ini sendiri dilaksanakan di 33 provinsi. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita