Gara-gara Ekonomi, Jokowi Bisa Nyungsep Seperti Carter dan Bush

Gara-gara Ekonomi, Jokowi Bisa Nyungsep Seperti Carter dan Bush

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ekonomi merupakan masalah utama yang harus bisa dihadapi oleh seorang pemimpin negara. Sebab, masalah ini berhubungan langsung dengan nasib rakyat di negara tersebut.

"Rakyat itu simpel, cuma ingin harga stabil, murah, dan dapat kerja," ujar ekonom senior Dr Rizal Ramli saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di salah satu gerai kopi di Kota Gorontalo, Jumat (24/8).

Menurut Rizal, masalah ekonomi tidak boleh dipandang sebelah mata. Rakyat sangat mudah tidak percaya dengan pemimpin ketika ekonomi negara goyah dan gagal menghadirkan kesejahteraan rakyat.

Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mencontohkan para pemimpin Amerika Serikat yang nyungsep di pilpres gara-gara gagal di bidang ekonomi.

Pertama adalah Presiden Jimmy Carter. Carter kala itu gagal mengatasi perlawanan Ronald Reagen dan George Bush senior di Pilpres 1981.

Diuraikan Rizal Ramli, Jimmy Carter merupakan presiden yang selalu ingin tahu detail tentang ekonomi sama seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo saat ini. Charter fokus pada mikro ekonomi, sehingga kesulitan menghadapi makro ekonomi.

"Dia senang dengan detail. Padahal negara sebesar Amerika Serikat, presidennya nggak boleh tahu terlalu detail. Kalau kamu terlalu detail, makin lama kamu akan makin ribet sendiri," ungkapnya.

Alhasil, ekonomi AS anjlok saat itu. Reagan yang berpasangan dengan Bush berhasil mendapat untung dari kegagalan Carter dan menang di pilpres.

"Kalau Carter jadi presiden lagi Amerika bakal hancur, akhirnya pada pilih lawannya,” jelas capres rakyat itu.

Tidak hanya Carter, George Bush pun bernasib sama. Dia kalah di Pilpres AS 1993 gara-gara gagal mengurus ekonomi. Bahkan tema kampanye yang diusung rival Bush, Bill Clinton sangat sederhana. Suami Hillary Clinton itu hanya mengajukan dua pertanyaan ke rakyat Amerika.

"Satu apakah empat tahun terakhir ekonomi kamu lebih baik apa nggak. Mayoritas menjawab tidak. Kedua, seandainya Bush jadi presiden lagi, ekonomi kamu bisa lebih baik atau tidak. Nggak ada yang percaya juga. Jatuh akhirnya Bush," tuturnya.

"Karena bagi rakyat biasa harga stabil, kerjaan ada, bisa makan, dan pendidikan. Mereka nggak butuh yang lain-lain," kata anggota Tim Panel Ekonomi PBB tersebut.

Nasib dua presiden AS itu harus menjadi pelajaran bagi Jokowi yang kembali mencalonkan diri di Pilpres 2019. Jokowi tidak boleh memandang sebelah mata kondisi ekonomi bangsa yang telah menuju lampu merah ini. Sebab, bukan tidak mungkin Jokowi juga akan nyungsep di pilpres.

Lebih lanjut, Rizal Ramli turut memuji aksi Jokowi menunggang motor saat pembukaan Asian Games 2018 lalu. Meski, aksi itu dilakukan oleh seorang stuntman. 

"Tapi, tolong jangan kelola ekonomi negeri ini dengan menggunakan stuntgirl! Karena ini berurusan dengan nasib ratusan juta rakyat Indonesia," tukasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita