Diserang Balik Zulkifli Soal Data Utang, Sri Mulyani Kok Diam?

Diserang Balik Zulkifli Soal Data Utang, Sri Mulyani Kok Diam?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terlibat perang dingin dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan soal utang pemerintah.

Berawal dari pidato kenegaraan, Zulkifli menyampaikan kritiknya terhadap utang pemerintah yang menurutnya sudah sedemikian mengkhawatirkan. 

Zulkifli menyebut, beban utang pokok pemerintah sekitar Rp 400 triliun, dia pun menganggap hal itu di luar batas kewajaran. Sebab, besaran angka tersebut harus dicicil oleh pemerintah.

Tidak lama berselang, Sri Mulyani pun langsung merespons dengan membeberkan data beban utang pemerintah untuk menjawab celotehan Zulkifli.

Melalui akun Facebook-nya, Sri Mulyani menyebut pembayaran pokok utang tahun 2018 sebesar Rp 396 triliun, dihitung berdasarkan posisi utang terakhir per Desember 2017. Dari jumlah tersebut, 44% adalah utang yang dibuat pada periode sebelum 2015 (sebelum Presiden Jokowi).

Sementara itu, 31,5% pembayaran pokok utang adalah untuk instrumen SPN/SPN-S yang bertenor di bawah satu tahun yang merupakan instrumen untuk mengelola arus kas. Pembayaran utang saat ini adalah kewajiban yang harus dipenuhi dari utang masa lalu.

Beberapa hari kemudian, Zulkifli pun membeberkan data beban utang yang dimilikinya. Data yang dimilikinya berbasiskan Nota Keuangan 2018. 

Dia tidak menemukan pos pembayaran pokok utang dengan nilai Rp 396 triliun sebagaimana yang dimaksud Sri Mulyani.

Lalu, dia menemukan pos pembayaran bunga utang sebesar Rp 238 triliun dan pembiayaan utang sebesar Rp 399 triliun (mendekati Rp 400 triliun).

Dengan begitu, total beban utang pemerintah versi Zulkifli Hasan totalnya Rp 634 triliun. Menurut Zulkifli, tidak mungkin pemerintah membayar utang hanya pokoknya, tapi pasti juga membayar bunganya setiap tahun.

Mengutip keterangan resmi Zulkifli Hasan, dirinya bahkan mengungkapkan ada beban utang yang tidak tercatat oleh pemerintah yakni soal pembayaran bunga utang sebesar Rp 238 triliun. 

Versi hitungan Zulkifli yang berdasarkan nota keuangan 2018 ialah, anggaplah data pembayaran pokok utang yang disampaikan Sri Mulyani sebesar Rp 396 triliun itu benar, maka ditambah dengan pembayaran bunga utang sebesar Rp 238 triliun. Sehingga total beban utang pemerintah sebesar Rp 634 triliun.

Angka tersebut, kata Zulkifli setara dengan 5,71 kali lipat anggaran kesehatan yang sebesar Rp 111 triliun, dan 10,56 kali lipat dana desa sebesar Rp 60 triliun.

Sedangkan cicilan beban utang versi Sri Mulyani seperti dikutip dari akun Facebook resminya disebutkan, pembayaran pokok utang tahun 2018 sebesar Rp 396 triliun, dihitung berdasarkan posisi utang per akhir Desember 2017. Dari jumlah tersebut 44% adalah utang yang dibuat pada periode sebelum 2015 atau sebelum era Presiden Jokowi.

Pada tahun 2018, pembayaran pokok utang adalah Rp 396 triliun sedangkan anggaran kesehatan adalah Rp 107,4 triliun, atau perbandingannya turun 3,68 kali. Artinya rasio yang baru ini sudah menurun dalam 9 tahun sebesar 19,4%.

Bahkan, Sri Mulyani menyebut di tahun 2019 anggaran kesehatan meningkat menjadi Rp 122 triliun atau sebesar 4,77 kali anggaran tahun 2009, dan rasionya mengalami penurunan jauh lebih besar lagi, yakni 26,7%. Sri Mulyani pun menilai pernyataan Zulkifli politis dan menyesatkan.

Ketum PAN tersebut tak mau kalah, dia balik 'menyerang' dan menyebut Sri Mulyani lah yang sesat, dia juga membalas data utang Sri Mulyani dengan data. 

Zulkifli memaparkan ada beban utang yang tidak tercatat pemerintah yakni soal pembayaran bunga utang sebesar Rp 238 triliun. Versi hitungan Zulkifli yang berdasarkan nota keuangan 2018 ialah, anggaplah data pembayaran pokok utang yang disampaikan Sri Mulyani sebesar Rp 396 triliun itu benar, maka ditambah dengan pembayaran bunga utang sebesar Rp 238 triliun, sehingga total beban utang pemerintah sebesar Rp 634 triliun.

Cuma, kali ini Sri Mulyani tampak enggan menanggapi data utang versi Zulkifli. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini justru memilih diam. 

Sri Mulyani memilih untuk tidak melanjutkan perdebatan tersebut usai dikonfirmasi kembali usai pertemuan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (24/8/2018) kemarin.

Usai pertemuan sejatinya bendahara negara ini langsung menggelar konferensi pers mengenai upaya pemerintah menjaga tingkat inflasi di level yang rendah.

Konfrensi pers tersebut berjalan kurang lebih selama 45 menit. Usai itu, Sri Mulyani pun langsung diserbu oleh awak media untuk kembali menanyakan mengenai data beban utang yang ditanggung oleh pemerintah.

Saat ditanyakan mengenai data beban utang pemerintah, Sri Mulyani pun dengan seksama mendengarkan bahwa data beban utang versi Zulkifli Hasan sebesar Rp 634 triliun.

Namun, setelah mendengarkan, Sri Mulyani pun nampak menolehkan perhatiannya langsung ke arah pintu mobil dinasnya dan langsung masuk tanpa menyapaikan sepatah kata pun.

Betulkah ada data hutang pemerintah yang sengaja disembunyikan Sri Mulyani? [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita