Demiz: Saya Sudah Izin Sekjen, Demokrat Dukung Prabowo-Sandi Mungkin Tanpa Mesin Partai

Demiz: Saya Sudah Izin Sekjen, Demokrat Dukung Prabowo-Sandi Mungkin Tanpa Mesin Partai

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Setelah gagal pada kontestasi Pilgub Jawa Barat, aktor senior ini disebut-sebut ditawari posisi sebagai juru bicara pasangan bakal capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’aruf menilai Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, punya kemam­puan komunikasi politik yang baik. Lantas benarkah hal terse­but? Berikut penjelasan Demiz kepada Rakyat Merdeka.

Benarkah Anda menjadi salah satu jubir pasangan bakal capres Jokowi-Maruf Amin?
Insya Allah semuanya harus jelas ke depannya. Selain itu juga harus ada kewenangan dan batasannya seperti apa. Begitu pun harus ada legalitas supaya tidak liar. Mudah-mudahan co­cok semuanya dan menjadi cita-cita ke depannya. 

Anda akan memfilter tugas-tugas yang bakal Anda emban sebagai jubir?
Tidak, ini kan bagian dari timses. Jadi saya ikuti timses saja.

Apapun tugasnya bakal Anda jalani?
Kita belum bicara sampai situ. Saya jadi jubir tugasnya apa, mau seperti apa, lalu bagaimana masih dalam pembicaraan. Jadi tugasnya, saya saja belum tahu seperti apa. Tugas, kewajiban, dan kewenangan saya itu mesti jelas. Ada aturan mainlah jan­gan sampai melewati garis.Tapi semua itu kalau mampu Insya Allah saya kerjakan. 

Jadi belum ada pembahasan tugas jubir?
Ini belum dibicarakan dan masih membahas seperti apanya. Artinya perlu dibahas bersama timses yang lain. Posisi saya seperti apa saat ini belum jelas. Karena saya butuh informasi yang akurat.

Lho memang sampai sejauh ini belum ada utusan dari timses Jokowi-Ma'ruf yang bertemu Anda untuk membi­carakan hal itu semua?
Baru mau bicara.

Siapa yang mengajak Anda masuk sebagai jubir Jokowi-Ma'ruf?
Ada saja pokoknya. 

Utusan dari partai apa?
Nantilah setelah tanggal 21 September tepat pada waktu penetapan capres dan cawapres. Sekarang saja belum ada capres dan cawapres yang ditetapkan KPU. Jangan-jangan malah saya nanti yang menjadi cawapres.

Anda bakal menggiring warga Jabar untuk memilih Jokowi-Ma’ruf? 
Saya kira jubir itu bukan hanya Jabar. Alhamdulilah saya itu bu­kan hanya dikenal di Jabar tapi seluruh Indonesia kenal Deddy. Artinya ini membuat saya men­jadi lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat.

Anda sudah membicarakan tawaran itu dengan Partai Demokrat yang menjadi tem­pat Anda bernaung?
Tanya partailah. Saya su­dah koordinasi ke Pak Sekjen Demokrat kok. Yang jelas sa­ya sudah koordinasi dengan Demokrat. Maka dari itu jangan saya yang bicara. 

Jangan-jangan ini perjan­jian pribadi Anda dengan Partai Golkar yang mendu­kung Anda pada Pilgub lalu? 
Tidak ada perjanjian atau syarat-syarat kok pada pilgub lalu. 

Anda juga sudah siap menerima keputusan apapun dari Demokrat nantinya?
Semua ini saja belum beres kok. Belum ada yang selesai semuanya. Keputusan ini pun mesti jelas. Artinya menjadi timses itu seperti apa jangan hanya katanya. Tugasnya apa ju­ga harus kami selesaikan. Maka dari itu tanggal 21 September nanti baru saya bicara. Jangan-jangan nanti bisa berubah. Yang jelas semua etika saya jalankan dengan Demokrat. 

Tuan Guru Bajang sudah mundur dari Demokrat, Soekarwo sempat diisukan pindah partai. Saat ini Partai Demokrat lagi terbelah ya?
Tidak juga. Saya tidak mun­dur sebagai pendiri tapi sebagai pengurus. Kalau saya menerima menjadi jubir, ya saya harus mundur dari pengurus Demokrat. Karena etikanya memang seperti itu. 

Makanya saya konsultasi dulu dengan Sekjen Demokrat. Sebab ada etika yang harus saya jalankan. Sampai sekarang saja belum ada penunjukkan menjadi jubir makanya harus dibahas. Ya, baru wacana.

Bagi Anda tawaran dari timses Jokowi-Ma'ruf ini sebuah penghargaan ya?
Ya, saya kan mesti tahu bukan mengkhayal. Jika penghargaan maka saya mengapresiasi. Tapi mampukah saya menjalani tu­gas-tugas yang belum dibahas? Maka dari itu perlu dibicarakan lagi. 

Sampai sejauh ini proses izin untuk Anda menjadi jubir Jokowi-Ma'ruf apakah sudah Anda lalui?
Melalui semua. Maksudnya dari pihak yang ingin saya jadi jubir dan andai kata Demokrat menerima baik baik juga bukan menohok dari belakang. 

Apa ini artinya Anda tidak setuju dengan keputusan Demokrat yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno?
Ya nanti kita bahas jelasnya ya. 

Ada kabar menyebutkan Demokrat hanya memberikan kendaraanya kepada pasan­gan Prabowo-Sandi tanpa mesinnya?
Sangat mungkin seperti itu. 

Anda kecewa dengan kepu­tusan partai yang mendukung Prabowo-Sandi?
Ya nantilah alasan-alasannya apa. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita