Pesan MS Kaban untuk Jokowi soal Pengangkatan Korban KM Sinar Bangun yang Dihentikan

Pesan MS Kaban untuk Jokowi soal Pengangkatan Korban KM Sinar Bangun yang Dihentikan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) sekaligus mantan Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban (MS Kaban) turut menanggapi penghentian evakuasi korban dan bangkai kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @hmskaban yang diunggah pada Selasa (3/7/2018).

MS Kaban meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan memerintahkan Menhub, BNPB, hingga Menko bindang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk melanjutkan evakuasi terhadap korban.

Menurut MS Kaban, menghentikan evakuasi tidak manusiawi karena lokasi kapal sudah jelas.

MS Kaban mengatakan untuk apa lokasi tersebut dicari apabila korban tidak diangkat.

Lebih lanjut, MS Kaban juga membandingkan biaya pengangkatan yang ia sebut lebih kecil daripada biaya pertemuan World Bank dan IMF di Bali mendatang.

Demi kemanusiaan yang adil dan beradab, sekali lagi ia memohon agar evakuasi dilanjutkan.

Karena jika evakuasi berhasil dilakukan, maka pengangkatan akan menjadi pengalaman yang membanggakan dan dicatat sejarah penanggulangan korban bencana.

Berikut pernyataan MS Kaban mengenai hal itu.

@hmskaban: PYM Pres Jkwi perlu perintahkan Menhub BNPB UTk mengangkat bangkai kpal Sinar Bangun dari Danau Toba.

Menghentikan tidak manusiawi sebab lokasi kpl sdah jlas seandainya posisi kpal tdk diket posisinya dhentikan masih dtrima.

Utk apa dicari lokasi klau tak diangkat.

@hmskaban: Klau Menko LBP ingin hentikan pengangkatan kapal dan zenazah kapal Sinar Bangun sungguh banyak yg kecewa terhadap Pemerintah terlalu meremehkan nyawa manusia.

Danau Toba yg indah jgn jadi danau serba "bangkai".

Biaya angkat lbih kecil dari pertm World Bank IMF di Bali.

@hmskaban: Semoga Menko LBP arif dan bijaksana tentang pengangkatan Kapal Sinar Bangun.

Pengangkatan ini pengalaman luar biasa dan membanggakan sangat dicatat dlm sejarah penanggulangan korban bencana.

Ini jangan dianggap bukan masalah.

@hmskaban: PYM Pres Jkwi smg berkenan perintahkan Menko Maritim LBP lanjutkan pengangkatan kapal Sinar Bangun yg tenggelam di Danau Toba, demi Kemanusiaan yg Adil dan beradab.

Atas perhatiannya smg PYM Pres Jkwi selalu sehat dan dimudahkan semua urusan yg sulit.

Postingan MS Kaban

Diberitakan Kompas.com, Selasa (3/7/2018) menjadi ahri terakhir operasi penyelamatan dan pencarian korban KM Sinar Bangun.

Untuk memberikan penghormatan, akan digelar prosesi tabur bunga oleh keluarga korban.

Selain itu juga akan dilakukan peletakan batu pertama berisi nama-nama para korban.

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan meski awalnya banyak yang tidak terima, akhirnya keputusan penghentian telah disetujui oleh semua pihak, khususnya keluarga korban.

"Kemarin sempat ada perdebatan, tapi lama-lama mereka menyadarinya," ucap Budi.

Apakah seluruh operasi pencarian dan penyelamatan korban akan berhenti total? Dia menjawab tidak.

Secara nasional memang hari ini menjadi hari terakhir, namun pihak Sumatera Utara tetap akan melakukan operasi rutin yang dilakukan Pol Air dan Lanal.

"Tim organik daerah tetap melakukan pencarian, operasi rutin dan patroli.

Kapal-kapal kita tetap bergerak, Sumatera Utara-lah, khususnya Parapat- Danau Toba. Ada kantor kita juga di sini," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, rekaman remotely operated vehicle (ROV) di kedalaman 450 meter Danau Toba pada operasi pencarian korban hari ke-11 menyebutkan, posisi bangkai KMP Sinar Bangun ditemukan sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Tigaras.

Dugaan ini diperkuat dengan terlihatnya beberapa sepeda motor, bagian-bagian kapal, dan mayat korban.

Akan tetapi untuk pengangkatan bukanlah hal yang mudah.

Oleh karenanya, banyak pihak yang akhirnya setuju evakuasi dihentikan.

Dikutip TribunMedan, Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan jika sudah ada 100 keluarga korban yang sudah setuju untuk penghentian evakuasi.

"Saya sudah jelaskan kepada keluarga korban, alat untuk mengangkat korban ada, tapi butuh waktu satu bulan.

Jadi, ada 100 lebih masyarakat yang memutuskan dihentikan tapi diminta dibangun tugu (monumen)," ujar JR Saragih di hadapan Menteri Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Posko Basarnas Bencana KM Sinar Bangun di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018).

Diktahui, proses pencarian pertama dilaksankaan 18 hingga 24 Juni 2018.

Perpanjangan masa pencarian pertama 25 sampai 27 Juni 2018.‎

Kemudian, perpanjangan masa pencarian untuk kedua kalinya, 28 hingga 30 Juni 2018.

Untuk perpanjangan pencarian ketiga kalinya, 1 sampai 3 Juli 2018.

‎Sampai hari ini pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan baru berhasil mengevakuasi 24 orang.

Dimana, 21 orang berhasil selamat dan 3 orang dalam keadaan meninggal dunia.

Serta 164 orang masih dinyatakan hilang di perairan Danau Toba.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita