Pengakuan Mengejutkan Mantan 'Kittens' Soal Kelompok Harun Yahya

Pengakuan Mengejutkan Mantan 'Kittens' Soal Kelompok Harun Yahya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang mantan pengikut Adnan Oktar alias Harun Yahya memberikan pengakuan mengejutkan. Wanita yang pernah menjadi 'kittens' yang selalu mendampingi Oktar ini menyebut pemerkosaan lazim terjadi di dalam kelompok Oktar dan banyak remaja yang menjadi korban. 

Ceylan Ozgul mengaku bergabung dengan kelompok Oktar tahun 2006 dan berhasil 'kabur' tahun 2017 lalu. Dia bersedia memberi keterangan kepada kantor berita Anadolu Agency usai penangkapan Oktar pada Rabu (11/7). 

Wanita-wanita muda yang dipanggil 'kittens' oleh Oktar biasa menemaninya dalam acara televisi yang memadukan pembahasan keagamaan dan tarian. Dituturkan Ozgul, para 'kittens' selalu membawa dua pistol saat bepergian ke mana saja. Dalam pengakuannya, Ozgul menyebut kelompok yang dipimpin Oktar 'penuh dengan kemesuman'.

"Organisasi ini penuh kemesuman di dalamnya. Anak-anak berusia 7 tahun hingga 17 tahun dianiaya secara seksual. Beberapa dari mereka diperkosa berulang kali," tutur Ozgul kepada Anadolu Agency seperti dilansir media Turki, Hurriyet Daily News, Kamis (12/7/2018). 

"Beberapa dari kittens membawa dua pistol yang didapatkan secara ilegal ketika mereka nongkrong di jalanan," ungkapnya. "Saya menyadari aktivitas-aktivitas mereka melawan negara dan aktivitas-aktivitas mereka di luar negeri. Saya terganggu secara emosional, jadi saya melarikan diri," ucap Ozgul. 

Oktar ditangkap polisi Turki pada Rabu (11/7) kemarin. Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi penggerebekan di 120 lokasi terkait Oktar, yang tersebar di lima provinsi Turki. Selain Oktar, sekitar 166 orang yang disebut sebagai pengikutnya juga ditangkap. Total ada 235 orang yang diburu polisi Turki terkait kelompok Oktar. 

Menurut surat perintah penahanan, seperti dikutip Hurriyet Daily News, Oktar dan para pengikutnya dijerat dakwaan kriminal sangat beragam. Mulai dari membentuk geng kriminal, melakukan penganiayaan seksual terhadap anak, melakukan penyerangan seksual, melakukan penculikan anak, melakukan pelecehan seksual, melakukan pemerasan, dan melakukan penyekapan. 

Kemudian dilanjutkan dakwaan melakukan spionase politik dan militer, melakukan penipuan dengan mengeksploitasi perasaan religius, melakukan pencucian uang, pelanggaran privasi, memalsukan dokumen-dokumen resmi, melawan hukum antiteror, melakukan pemaksaan, melakukan fitnah, menghalangi warga negara menjalankan wajib militer, melakukan penghinaan, melakukan penghasutan, dan memberi sumpah palsu.

Tidak hanya itu, Oktar dan pengikutnya juga dijerat dakwaan melakukan penyelundupan, melakukan pengemplangan pajak, melakukan penyuapan, melakukan penyiksaan, merekam data pribadi secara ilegal, melanggar hukum perlindungan keluarga dan wanita serta melanggar hak-hak warga negara untuk mendapat pendidikan juga berpartisipasi dalam politik. 

Dakwaan itu disusun dari berbagai laporan yang diajukan banyak pelapor yang usianya beragam dari 11-40 tahun. Lebih lanjut, Ozgul menyatakan yakin bahwa puluhan dakwaan yang dijeratkan pada Oktar dan pengikutnya bukan dakwaan tak berdasar. "Saya secara pribadi telah menyaksikan sejumlah kejahatan yang disebutkan dalam perintah penangkapan. Ini merupakan kelompok yang berkonspirasi melawan Turki," sebutnya. 

Saat ditanya mengapa bergabung kelompok Oktar, Ozgul mengaku saat itu dirinya 'ingin belajar Islam'. "Saya percaya pada mereka dan kemudian saya mendapati diri saya dalam sekapan mereka. Anda akan segera menyadari kemesuman besar yang ada setelah Anda melihat semua hal yang mereka lakukan," tandasnya. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA