Gerindra Bantah Dokumen AS yang Sebut Prabowo Perintahkan Culik Aktivis

Gerindra Bantah Dokumen AS yang Sebut Prabowo Perintahkan Culik Aktivis

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang dirilis NSA mengungkap Prabowo Subianto sebagai dalang di balik penghilangan paksa aktivis pada 1998. Partai Gerindra membantah tuduhan itu.

Catatan dokumen NSA itu dilansir dari BBC Indonesia, Rabu (25/7/2018). Ada 34 dokumen yang salah satunya mengungkap bahwa Prabowo Subianto memerintahkan Kopassus menghilangkan paksa sejumlah aktivis.

"Pak Prabowo itu bukan pelaku penculikan. Yang ada itu Tim Mawar yang melakukan, mengamankan 9 orang. Nah, 9 orang itu sudah dalam keadaan bebas dan hidup semua," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade saat dimintai konfirmasi.

Andre menjelaskan, Prabowo tak terlibat langsung dalam aksi pengamanan yang dilakukan Tim Mawar. Tim Mawar, sebut Andre, berinisiatif mengamankan sembilan aktivis. Kesembilannya kemudian 'dilepaskan' dalam keadaan hidup-hidup.

Dia menyebut banyak eks aktivis 1998 yang memutuskan bergabung ke Partai Gerindra. Di antaranya Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang. Hal itu, masih kata Andre, menjadi bukti bahwa sang ketum tidak melakukan penculikan aktivis.

"Ini membuktikan bahwa Pak Prabowo itu bukan pelaku penculikan. Dia mengamankan, sehingga aktivis-aktivis itu aman," tutur Andre.

Tudingan penculikan paksa itu, menurut Andre, lebih tepat dilemparkan kepada Wiranto, yang saat itu menjabat Panglima TNI. Andre menilai Wiranto-lah yang seharusnya bertanggung jawab.

"Nah, kalau mau tanya siapa yang menculik, tanya ke Pak wiranto sebagai Panglima ABRI saat itu. Siapa yang melakukan pengambilan terhadap orang-orang hilang itu? Tim Mawar yang Kopassus itu mengamankan 9 orang. Betul. Semuanya hidup, bebas. Bahkan ada yang sekarang jadi anggota DPR," jelasnya. 


Andre menambahkan tudingan semacam ini ibarat kaset rusak yang terus-menerus diputar menjelang pemilu. Menurut dia, tudingan penculikan aktivis 1998 ini merupakan salah satu upaya mendiskreditkan Prabowo.

"Ini ya biasa menjelang pemilu. Jadi ini bagaikan kaset rusak yang diulang-ulang kalau mau pemilu dalam rangka mendiskreditkan Pak Prabowo. Tahun 2014 ini juga sudah dibahas," ucapnya.

"Habis ini biasanya 'Pak Prabowo pelaku penembakan Trisakti' gitu loh. Biasanya mainnya gitu. Nah, nanti terbantahkan," imbuh Andre. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita