Fahri Hamzah: Pertemuan SBY-Prabowo Bisa Pecah Koalisi Jokowi

Fahri Hamzah: Pertemuan SBY-Prabowo Bisa Pecah Koalisi Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut berkomentar mengenai pertemuan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Mega Kuningan, Selasa (24/7).

Fahri Hamzah mengapresiasi dan memuji pertemuan itu karena membahas hal-hal yang fundamental seperti identifikasi masalah bangsa yang sangat kompleks saat ini.

“Karena ini ada aura pengetahuan terhadap masalah yang kuat. Kita tahu Pak SBY kan presiden dua periode, jadi kalau dia mengidentifikasi masalah itu bukan main-main. Itu adalah kalimat yang keluar dari orang berpengalaman, sepuluh tahun memimpin Indonesia dan beberapa tahun jadi menteri. Jadi pasti kuat sekali itu efeknya,” kata Fahri Hamzah di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7).

Menurut Fahri, pertemuan itu juga akan berimplikasi terhadap koalisi Jokowi. Dia yakin, enam parpol yang mendukung Jokowi saat ini ada yang akan berpaling dari Jokowi.

Penyebabnya karena sampai saat ini, pembahasan mengenai cawapres Jokowi yang melibatkan hampir seluruh pimpinan parpol koalisi masih sangat alot. Ia menyebut, PDIP, Golkar, PKB, NasDem, Hanura, PPP diam-diam juga ngebet agar kadernya bisa dipilih menjadi cawapres Jokowi.

“Jadi ini peluang pecahnya masih dalam sekali. Jadi saya kira, pertemuan semalam itu sangat monumental artinya saya bilang berkelas. Dan itu bisa merubah banyak sekali peta,” tambah Fahri.


Tak hanya itu, Fahri juga melihat peran SBY dalam koalisi Gerindra-PAN-PKS sangat kuat. Dengan pengalamannya, Fahri yakin SBY akan menunjukkan kapasitas dan pengalamannya selama memimpin pemerintahan dan mengadopsinya ke koalisi untuk memenangkan Pilpres 2019. .

“Ini mengisyaratkan bahwa Pak SBY mengambil inisiatif, Pak SBY akan berperan banyak dalam pembentukan koalisi, dan saya kira itu positif. Karena ini waktunya bagi pak SBY untuk mengambil tindakan mengingat beliau tidak mungkin diam, beliau terlalu berpengalaman terhadap memimpin pemerintahan,” tutupnya. [kumparan]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA