Digeruduk FPI Soal Nama Unta, KBS Mengaku Salah Sebut ke Media

Digeruduk FPI Soal Nama Unta, KBS Mengaku Salah Sebut ke Media

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sekitar 9 anggota Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Kebun Binatang Surabaya yang memprotes bayi Unta yang diberi nama Aminah. Pihak KBS pun mengaku jika salah pengucapan dalam pernyataan ke media.

Humas PDTS Kebun Binatang Surabaya Winy saat dihubungi detikcom, Kamis (5/7/2018) mengakui jika Dirut PDTS Kebun Binatang Surabaya Chairul Anwar saat rilis kepada media salah menyebut nama bayi Unta yang dilahirkan 9 Mei lalu.

"Iya salah sebut. Memang kita ada kekeliruan soal penyebutan nama saja," jelas Winy melalui telepon.

Agar kejadian tidak semakin berlarut, pihak KBS saat itu membuat surat permohonan maaf atas kekeliruan penyebutan bayi Unta yang seharusnya Sarinah menjadi Aminah

Winy menambahkan, jika permintaan maaf soal salah sebut nama bayi Unta yang seharusnya Sarinah menjadi Aminah juga dibuat dalam rekaman video. Dan video permintaan maaf sudah diunggah di media sosial.

"Bahkan pernyataan minta maaf kita udah kami unggah di youtube," tandasnya.

Hari Minggu (1/7) lalu, Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang berada di Jalan Setail digeruduk sekitar 9 anggota Front Pembela Islam (FPI). Kedatangan anggota FPI ini untuk memprotes bayi Unta yang didiberi nama Aminah.

Mereka minta agar pihak KBS tidak mengunakan Aminah untuk penamaan hewan. Sebab nama Siti Aminah adalah nama ibunda Nabi Muhammad SAW.

Setelah diberikan pemahaman oleh pihak KBS jika ada kekeliruan dalam penyebutan nama, pihak FPI Surabaya memaafkan dan mengimbau kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.

"Setelah mereka membuat pernyataan. Saya berharap jangan sampai terulang lagi. Saya sarankan kalau ada kelahiran lagi disana (KBS), jangan pakai nama manusia lagi. Apalagi ini nama wanita mulia junjungan kita Nabi Muhammad. Kalau wanita mulai junjungan kita namanya diberikan untuk hewan itukan tidak etis," tandas Agus Fachrudin, Wali Laskar FPI Surabaya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita