Benny Harman, Kau Pulang Ke Jakarta Saja!

Benny Harman, Kau Pulang Ke Jakarta Saja!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kekalahan politisi Partai Demokrat Benny K Harman di Pilgub Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bahan candaan bagi kolega sesama politisi di Senayan.

Hal itu sebagaimana diakui oleh Anggota Komisi I DPR RI Dapil NTT, Andreas Hugo Pareira. Pada mulanya, politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan tentang seorang calon kepala daerah haruslah memiliki tiga modal awal yang sangat kuat. Yakni mesin partai, figur, dan modal finansial yang sangat kuat.

"Mesin partai dan figur harus kuat. Kemudian suka tidak suka logistik. Jadi ada modal sosial, politik, dan modal finansial," jelasnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Vox Point Indonesia bertajuk 'Menakar Kekuatan Koalisi Pemerintah Vs Koalisi Oposisi Pasca Pilkada Serentak' di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (4/7).

Jika salah satu dari ketiganya tak dimiliki pasangan calon tertentu, maka menurut dia akan sulit baginya untuk meraih kemenangan. Apalagi Pilkada itu berlangsung di daerah yang kurang melek dengan media sosial seperti Provinsi NTT.

Buktinya, saat jagoan dari PDIP dan PKB, Marianus Sae - Emilia Nomlei tersandung masalah, dalam hal ini Marianus ditahan KPK karena kasus korupsi, masyarakat NTT malah melihat Emilia sebagai sosok yang sangat menarik.

"Jadi ketika dia turun ke bawah, banyak orang datang. Orang sudah tidak lihat lagi dia ini dari Flores, Protestan, Katolik, atau apa, tapi orang melihat dia sebagai ibu yang sedang berjuang sendiri. Mari kita dukung dia," jelasnya.

Padahal, lanjutnya, Emilia sebenarnya memiliki keterbatasan dalam hal finansial karena memang sang calon gubernur sudah dicokok komisi anti rasuah.

"Alat peraga terbatas, kemudian juga kita pergi kumpul dengan orang-orang itu kan juga harus ada biayanya. Tapi kelihatan dia bisa kalahin Wakil Ketua Komisi III, Benny K Harman. Benny K Harman kalah dengan ibu-ibu. Saya ketawain dia, aduh Benny kau ini," selorohnya sembari tertawa terbahak-bahak.

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), pasangan Benny Kabur Harman-Benny Alexander Litelnoni hanya memperoleh 17,32 persen. Dia kalah jauh dengan pasangan Marianus Sae dan Emilia Nomleni yang menempati urutan kedua dengan memperoleh 27,19 persen suara pemilih. Sedangkan urutan pertama dipegang oleh pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat - Josef Nae Soi dengan 35,62 persen. Pasangan Benny K Harman - Benny Alexander bahkan kalah dengan pasangan Esthon Foenay-Christian Rotok dengan perolehan 19,87 persen suara pemilih.

"Jadi ini fenomena yang ada. Ini fakta, bukan cerita kalangan. Viktor teman, Benny teman, kalau ketemu di lapangan kadang kita ngeledek, kau kenapa datang kesini, kau pulang ke Jakarta saja. Jadi tiga faktor ini harus terpenuhi. Figurnya bagus, tapi kalau tidak ada logistik susah. Apalagi di daerah seperti di NTT yang akses media sosial kurang," pungkas Andreas.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita