Balada Dadang Sang Model Bungkus Rokok yang Berharap Royalti

Balada Dadang Sang Model Bungkus Rokok yang Berharap Royalti

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Dadang Mulya (42) warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mengaku sebagai pria yang tengah merokok sembari menggendong bayi di kemasan rokok. Dadang sempat memprotes dan menuntut royalti.

Dadang tercatat sebagai warga Desa Pancalang, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan. Ayah empat ini ini mengaku kaget saat pertama kali melihat fotonya yang tengah merokok sembari menggendong anak itu muncul di kemasan rokok pada 2012 silam.

Dadang menyatakan tak pernah mengeluarkan izin atau persetujuan kepada siapapun. Namun Dadang merasa yakin, foto yang terpasang di kemasan rokok itu merupakan fotonya saat menggendong anak keduanya, Rizki Indriawan. 

"Enam tahun lalu, saya pernah difoto sama orang saat menonton bola di lapangan bola Desa Pancalang. Saat itu saya sedang menggendong anak saya, sambil rokok," ucap Dadang saat ditemui detikcom di Padepokan Anti Galau milik Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (24/7/2018).

Dadang menceritakan awalnya sebuah mobil melintas dan berhenti di depannya. Sekitar 10 menit setelah berhenti, dikatakan Dadang, salah seorang keluar dari mobil dan memotretnya. 

"Saya cerita ke istri soal kejadian itu, kata istri tidak apa-apa. Awalnya juga saya pikir itu motret orang lain, tapi di belakang saya tidak ada orang, saya sadar kalau orang tadi motret saya," ucapnya. 

Sebulan kemudian, usai kejadian itu wajah Dadang muncul di kemasan rokok. Dadang mulai kepikiran. Lagi, Dadang pun menceritakan kepada istrinya, Mimin (37). Mimin menanggapinya dengan santai.

"Istri saya juga bilangnya tidak apa-apa," ujar Dadang. 

Pria yang bekerja sebagai buruh serabutan itu masih kepikiran. Dadang kerap bercerita dan mengadu ke tetangga dan orang terdekatnya tentang fotonya yang ada di kemasan rokok. 

"Ya banyak yang tidak percaya. Minggu lalu saya cerita lagi dengan sahabat saya, dia percaya katanya suruh mengadu ke desa," ucap Dadang.

Dadang pun menuruti saran sahabatnya itu. Namu, pihak desa menyarankan Dadang untuk berkonsultasi dengan pihak kepolisian. "Sahabat saya menyarankan untuk lapor kembali ke pihak desa. Saya nurut, terus diarahkan ke polsek, dan diarahkan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Terus jadi ramai," katanya. 

Enggan Menempuh jalur hukum

Senin (23/7/2018), Dadang mendatangi kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Kuningan. Dadang pun mempertanyakan tentang penggunaan fotonya yang tanpa izin itu ke BPSK, serta menuntut royalti. Namun, BPSK Kuningan menyarankan Dadang untuk membuat laporan ke pihak kepolisian. Lantaran kasus Dadang tersebut bukan termasuk sengketa konsumen. 

Dadang pun melanjutkan langkahnya dan bertemu dengan Dudung Hidayat, yang ditunjuk sebagai kuasa hukumnya. Keesokan harinya, Selasa (24/7/2018), Dadang menandatangani surat kuasa untuk Dudung Hidayat. Beberapa jam setelah menandatangani surat kuasa, Dadang bertemu dengan Nana Mulyana Latief, orang yang mengaku menyekolahkan anak pertama Dadang, Aditya Prabowo (16) ke SMK. 

Dadang yang sebelumnya memprotes dan meminta royalti terkait penggunaan fotonya yang tanpa izin itu berubah pikiran. Dadang mengurungkan niatnya untuk mengambil langkah hukum. Dadang mencabut surat kuasa terhadap Dudung Hidayat. 

"Tadi pagi disuruh tanda tangan surat (surat kuasa) yang ditunjukkan oleh pesuruh kuasa hukum. Saya nurut tanda tangan. Saya tidak mengerti soal hukum, tidak mengerti apa-apa. Sekitar pukul 10.00 WIB tadi saya sudah tanda tangan untuk mencabut surat kuasa," kata Dadang saat ditemui detikcom di Padepokan Anti Galau milik Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (24/7/2018).

Dadang mengatakan alasannya mencabut kembali surat kuasa itu karena tak ingin memperpanjang masalah ini. Dadang hanya meminta kejelasan dan perhatian dari pemerintah dan produsen rokok. "Ya kalau saya pribadi sih hanya minta perhatian saja. Tidak lebih dari itu," ucap Dadang. 

Dadang mengaku diimpit masalah ekonomi yang sulit. Dalam kesehariannya, Dadang bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan di bawah Rp 70.000 per hari. 

"Tidak setiap hari ada kerjaan. Ya pernah tidak dapat uang seharian karena tidak kerja, tapi keluarga kami selalu mengajarkan untuk bersyukur," ucapnya.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita