"Saya Tak Ingin Seperti Nenek Dipasung Karena Mau Mualaf"

"Saya Tak Ingin Seperti Nenek Dipasung Karena Mau Mualaf"

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Penggagas Mualaf Center Steven Indra Wibowo mendapatkan sebuah pesan WhatsApp. Dari seseorang yang mengisahkan dirinya ingin mualaf. Steven menunjukkan pesan pada Jumat (1/6/2018).

Berikut pesannya yang ditulis ulang BersamaDakwah.net:

"Malam Ustaz. Saya mau mualaf. Tapi keinginan mualaf ditolak orangtua saya. Sampai saya mau dilarikan ke kampung.

Saya dikira kemasukan setan sama bapak dan ibu saya.

Saya mendapat hidayah terbangun di saat sholat Subuh dan seluruh badan saya menggigil bergetar.

Saya nggak bisa ungkapin. Nggak bisa gambarin. Apa yang saya rasakan saat itu. Hati saya damai dan tenang. Saya nangis haru mendengar azan.

Sebelumnya memang saya tertarik dengan Islam. Sampai saya mencari tahu tentang Islam dan saya yakin Islam itu benar. Agama yang indah.

Saya menyampaikan keputusan saya untuk memeluk Islam secara baik-baik kepada kedua orangtua saya.

Awalnya mereka nerima-nerima saja. Bahkan saya sudah belajar berpuasa. Saya berpuasa dan sahur seperti biasanya. Nggak pernah ditanya-tanya karena awalnya memang mereka menerima.

Tapi semalam saya bingung.

Jadi beberapa hari lalu saya cek dokter dan dokter mengatakan saya kena infeksi saluran kemih.

Saya disaranin teman saya yang bidan untuk minum campuran air hangat dan cuka apel. Rutin saya minum setiap hari.

Tapi semalam setelah berbuka puasa di luar rumah, saya pulang ke rumah. Pas saya mau buka campuran air dan cuka apel itu saya mendapati leming-leming dan bau minyak babi. Bahkan di pembersih wajah saya pun dicampur mama dengan minyak babi. Dinding kamar saya diolesi minyak babi. Gagang pintu kamar saya juga saya dapati berminyak dan berleming.

Mama ternyata masih mengira saya masih kemasukan setan. Saya sedih, saya kecewa dengan perbuatan mama saya. Kenapa beliau yang awalnya seperti sudah menerima keputusan saya malah sekarang melakukan hal ini kepada saya. Kemudian saya dilarang puasa dan dikurung.

Hape saya ditahan. Motor saya juga ditahan.

Saya takut kejadian nenek saya yang mau mualaf dulu terulang. Beliau dibawa pulang dan dipasung.

Saya sedang kabur dari rumah. Saya dikira kemasukan setan oleh ibu saya.

Saya sudah dikepung dengan orang-orang ibu bapak saya.

Saya mau terbang ke Jakarta besok sekitar jam 11 penerbangan saya.

Saya mau bersyahadat. Saya lewat bandara yang ada di ***** agar tidak diketahui keluarga saya.

Saya share ini agar ustaz bisa share ke teman-teman mualaf. Dan saya minta didoakan."

Sang pengirim pesan kini telah mualaf dan mengucapkan kalimat syahadat.




"Alhamdulillah atas izin Allah, akhirnya Sarah Oktavia bersyahadat setelah rentetan panjang drama keluarga yang harus dia hadapi, chat dari dia bisa dibaca. Setelah beranjak dari kota ke kota lain, melalui 15 jam perjalanan darat akhirnya Allah izinkan dia ke Jakarta dan langsung menuju ke tempat sekretaris MCI ko Stevanus Hendry di Cengkareng untuk bersyahadat, disaksikan karyawan pabrik kardus milik ko Hendry," ungkap Steven. [bdn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita