Saat Harga Minyak Naik, Jokowi Bakal Termakan Omongan

Saat Harga Minyak Naik, Jokowi Bakal Termakan Omongan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Sindiran Presiden Joko Widodo kepada Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang subsidi BBM bisa menjadi bumerang di kemudian hari.

Pada acara ‘Workshop Nasional Anggota DPRD PPP' di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (15/5), Jokowi memaparkan mengenai program BBM 1 harga yang dilakukan pemerintahannya. 

Dalam hal ini, Jokowi menyinggung harga BBM di wilayah timur Indonesia pada 3,5 tahun lalu atau saat masa pemerintahan SBY. 

"3,5 tahun lalu saya ke Wamena, saya ke kampung, desa, saya tanya, 'Pak, di sini harga bensin berapa?' Di Wamena saat itu Rp 60 ribu per liter. Itu pas normal. Kalau cuaca nggak baik, bisa Rp 100 ribu per liter," singgung Jokowi. 

Menurut Wasekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief, kondisi harga minyak di zaman Jokowi berbeda dengan zaman SBY. Saat SBY, harga minya melambung tinggi hingga mencapai harga lebih dari 100 dolar per barel.

“Zaman Jokowi harga minyak dunia rendah aekali. Jadi subsidi bisa dicabut sana sini,” jelasnya dalam akun Twitter @andiarief_, Rabu (16/5).

Namun demikian, kata Andi, subsidi energi yang dicabut Jokowi itu tidak menimbulkan perubahan berarti bangsa ini. Sebab, pertumbuhan ekonomi masa Jokowi masih stagnan. 

“Utang menggunung, daya beli melorot, dan kurs meroket,” sambungnya.

Andi bahkan mempertanyakan kemana sebenarnya uang hasil subsidi yang dicabut itu. 

Menurutnya, jika suatu saat nanti harga minyak naik, maka apa yang diucap Jokowi akan menjadi bumerang. Jokowi akan termakan sendiri dengan segala ucapannya itu karena mau tidak mau harus memberikan subsidi BBM demi menahan laju inflasi.

“Kalau harga minyak meroket (Jokowi) akan kemakan omongan,” tukasnya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita