Polisi Harus Transparan soal Korban Tewas di Rutan Mako Brimob

Polisi Harus Transparan soal Korban Tewas di Rutan Mako Brimob

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, meminta kepolisian untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Sebab, berdasarkan catatan yang dimilikinya, situasi mencekam di Mako Brimob sudah mencapai belasan jam dan belum juga terkendali hingga saat ini.

Selain itu, Neta juga menyayangkan adanya pemblokiran jalan yang berlangsung sejak Selasa sore hingga saat ini. Terlebih, yang paling terdampak dari pemblokiran jalan adalah masyarakat yang aktivitasnya menjadi terganggu.

"Ironisnya tidak ada penjelasan yang transparan dari kepolisian tentang kekacauan yang terjadi di Mako Brimob," kata Neta seperti dalam keterangan tertulis, Rabu (9/5).


Neta menjelaskan, kekacauan yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu tidak cepat diantisipasi oleh kepolisian. Akibatnya, kata dia, pada pukul 21.00 WIB napi teroris berhasil menjebol teralis tahanan. Para napi juga berhasil merampas senjata polisi dan menyandera empat anggota polisi yang satu di antaranya wanita berpangkat Iptu.

"Dalam kekacauan itu terjadi aksi tembak menembak antara polisi dengan napi yang menguasai rutan. Pukul 06.00 WIB sejumlah ambulance tiba di rutan dan terlihat sejumlah orang dibawa dengan ambulan. Pukul 09.30 mobil DVI terlihat masuk ke rutan Brimob," jelasnya.

Dari informasi yang diperoleh, sambung dia, ada lima sampai tujuh unit senjata api polisi yang dirampas napi teroris. Hal itulah yang membuat polisi kesulitan mengendalikan situasi karena para napi melakukan perlawanan sengit dengan senjata api rampasan.

"Kepolisian harus menjelaskan peristiwa ini dengan transparan tentang apa yang terjadi, tentang berapa korban tewas dan luka dalam kekacauan itu dan tentang senjata api polisi yang berhasil dirampas napi teroris," pungkasnya.


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita