Tanggapi Menko Darmin, Peneliti INDEF: Indonesia Dijajah dengan Utang

Tanggapi Menko Darmin, Peneliti INDEF: Indonesia Dijajah dengan Utang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Peneliti senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk jujur terkait kebijakan pembangunan infrastruktur dan utang negara. Ia memandang selama ini pemerintah berbohong mengenai hal tersebut.

Faisal juga mengkritisi pernyataan Menteri Perekonomian RI, Darmin Nasution yang menyatakan pembangunan lambat lantaran tak berutang. Menurutnya Indonesia justru dijajah dengan utang, apalagi kalau suku bunga luar negeri meningkat tinggi.

“Selama ini pemerintah Jokowi tidak mau jujur terkait utang. Pemerintah malah obral utang, maksain diri, kepepet. Gara-gara penerimaan pajak tercapai malah utang dan akhirnya dikit-dikit utang,” ujarnya dalam seminar INDEF “Menggugat Produktivitas Utang” di Jakarta, Rabu (21/03/2018).

Dia kemudian mengungkapkan bahwa utang negara naik, sementara pendapatan pajak menurun. Penyebab pajak turun lantaran distribusi Indonesia lemah atau tidak bergeming. Seharusnya utang negara lebih kecil dari utang BUMN.

“Kan norak Pemerintah utangnya lebih tinggi daripada BUMN. Ini menandakan Pemerintah obral utang, jadi jangan bangga. Lalu jangan bilang kita ungkap seperti ini dibilang provokasi,” sindirnya.

Faisal mengingatkan Pemerintah agar mengurangi keterikatan dengan utang luar negeri. Tidak mungkin jikalau investasi menurun namun budget defisitnya naik terus.

“Tolong banyaknya infrastruktur jangan juga meningkatkan komoditas angkutan distribusi. Banyak kebijakan Jokowi yang hanya modal pencitraan foto doang, tetapi kelanjutannya tidak jalan, seperti tol laut,” ujar Faisal.

Utang Indonesia diniliainya tidak akan pernah lunas, meskipun ekonomi negara surplus. Sebab utang bagian dari inherent pengeluaran negara.

“Jangan lupa, semakin pemerintah menggenjot belanja negara melebihi pendapatan negara maka akan menyebabkan defisit dan rupiah melemah,” katanya. [kbn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA