Syahganda: Jangankan Pilpres, Pilkada saja AS & China Punya Kepentingan di Indonesia

Syahganda: Jangankan Pilpres, Pilkada saja AS & China Punya Kepentingan di Indonesia

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Syahganda Nainggolan

www.gelora.co - Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan memperkirakan negara adidaya seperti Amerika Serikat maupun China ikut bermain pada Pemilihan Umum 2019.

"Jangankan Pileg ataupun Pilpres, untuk Pilkada saja mereka punya kepentingan. Amerika Serikat  maupun China memiliki kepentingan di Indonesia yang dianggap strategis," kata Syahganda dalam diskusi netralitas KPU yang diselenggarakan Soekarno Hatta institute di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Syahganda, kecurigaannya tersebut sebenarnya sudah sangat disadari oleh rakyat Indonesia. Karena, misalnya, pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2014, masing-masing Wapres Amerika dan mantan Presiden Amerika berkunjung saat berlangsungnya pemilihan atau prosesnya belum selesai. Ditambah, misalnya, ada polling yang menyebutkan 55,54 persen responden sepakat bahwa ada campur tangan asing dalam Pilpres.

Bukan hanya campur tangan dalam masalah pemikiran atau opini saja, yang bisa dilakukan melalui dunia internet, tetapi juga kemungkinan besar ikut campur tangan dalam aliran dana. "Ada indikasi mereka melakukan itu," ujarnya.

Lanjut Syahganda, kenyataan yang ada di dunia saat ini bisa dilihat dan dirasakan campur tangan Amerika dan Barat pada urusan dalam negeri orang lain, pun pasti tidak terkecuali di Indonesia.

AS telah banyak mempengaruhi naik - turunnya berbagai rezim penguasa di berbagai belahan dunia, khususnya dunia Islam. CIA berperan dalam suksesi kepemimpinan nasional di beberapa negara di dunia. Telah banyak fakta-fakta yang diungkap bahwa di dunia Islam, AS berperan besar dalam memunculkan kepemimpinan di Arab Saudi, Mesir, Yordania, Kuwait, Aljazair, dan lain-lain, termasuk yang paling terakhir adalah rezim Afganistan dan Irak.

"Amerika Serikat sangat menginginkan presiden terpilih dipegang oleh orang yang bisa dikendalikan, yakni yang paling lemah diantara para calon presiden yang ada di negara tersebut. Sebagian kelompok tentara dan mantan tentara memiliki hubungan yang baik dengan Amerika," paparnya. 

Ikut campurnya Amerika ini karena mereka berkepentingan untuk mengendalikan kekuatan Asia, yaitu China. Indonesia memiliki posisi yang menguntungkan bagi Amerika, terutama geo politik dan geo strategisnya. Indonesia sendiri saat ini belum bisa melepaskan pengaruh Amerika tersebut, apalagi Amerika posisinya sebagai negara adidaya.

Celakanya lagi, bagi pihak Amerika, Indonesia saat ini dinilai sudah masuk ke wilayah pengaruh China, musuh politik Amerika saat ini, selama rezim Jokowi berkuasa. "Secara geopolitik seperti telah diungkapkan di atas, posisi Indonesia sangat strategis di kawasan Asia Pasifik dan Selat Malaka," tandas Syahganda.  

Sementara, lanjut mantan Komisaris PT Pelindo ini, secara ekonomi, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam dan mineral, baik di darat maupun di laut. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA