 |
| Andres Hugo Pereira |
www.gelora.co - Terseretnya dua kader utama PDIP Puan Maharani dan Pramono Anung dalam kasus korupsi KTP-el oleh terdakwa Setya Novanto bukan menjadi ancaman bagi elektabilitas partai berlambang kepala banteng.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP yang juga Anggota DPR RI Andres Hugo Pereira di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (27/3).
"Biar masyarakat yang menilai mana ucapan yang benar atau tidak," kata Andreas.
Sejauh ini, sambung dia, masyarakat sudah mengetahui bagaimana sepak terjang Setnov dalam kasus tersebut.
Muatan politis begitu kental di balik nyanyian Setnov di KPK.
Hal tersebut yang pernah dilakukan oleh mantan Bandara Umum Partai Demokrat M. Nazarudin dahulu kala menyeret nama petinggi-petinggi Partai Demokrat dalam korupsi proyek Hambalang.
"Kalau masyarakat yang berpikir cerdas pasti tidak percaya begitu saja dengan ucapan Setnov," pungkasnya.
Ditambahkan Andreas, pihaknya mengembalikan seluruhnya kepada mekanisme hukum di Tipikor dan KPK.
Pada persidangan Kamis (22/3) lalu, terdakwa Setya Novanto mengatakan bahwa uang proyek KTP-el juga menyinggahi dua politisi utama PDIP Puan Maharani dan Pramono Anung. Masing-masing mendapatkan uang sebesar 500 ribu dolar AS. [rmol]