Sandiaga Uno ke Sudrajat: Jangan percaya survei, saya dulu 0 persen

Sandiaga Uno ke Sudrajat: Jangan percaya survei, saya dulu 0 persen

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno berbagi strategi cara memenangkan pilkada dengan bakal calon gubernur Jawa Barat Sudrajat. Menurutnya, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra dan PKS harus mengetahui bahwa persoalan yang dihadapi Jawa Barat dan DKI Jakarta memiliki kesamaan.

"Angka pengangguran dan kemiskinan. Kemudian juga harga bahan pokok juga masih tinggi," katanya usai acara gerak jalan santai di lapangan PN Kertas Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Minggu (11/2).

Namun bedanya, di Jawa Barat masih kaya dengan potensi di sektor pertanian. Hal itu harus dimanfaatkan dengan baik oleh pasangan Asyik. Mereka harus merumuskan strategi dengan menyiapkan solusi untuk ditawarkan pada masyarakat.

Solusi tersebut bisa berupa program bagaimana meningkatkan produksi pangan. "Berikan tawaran kepada masyarakat berupa solusi," ucapnya.

Sandi pun memberi saran dalam hal pola kampanye agar digandrungi dan mendapat perhatian masyarakat Jawa Barat.

Menurut dia, strategi kampanye yang dilakukan dengan Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta lalu, meskipun ramai, namun berfokus pada solusi yang ditawarkan. "Jadi ketika berkumpul dengan banyak orang, komunitas itu sampaikan program yang ditawarkan," ujarnya.

Sandi juga memberikan pesan kepada Sudrajat-Ahmad Syaikhu agar tidak terlalu memikirkan hasil survei. "Dulu saya malah 0,00 persen, tetapi itu hanya memperkaya saja. Mending tidak usah percaya survei, jangan kita menari di atas survei orang lain," katanya.

Namun, bukan berarti survei tidak penting. Jika pasangan Asyik ingin memantau elektabilitas dan popularitas, gunakan lembaga survei terpercaya, namun hasilnya bersifat tidak untuk umum.

Sandi melanjutkan, survei pribadi ini berguna untuk menjadi rumusan mengolah strategi pemenangan. Sehingga, pasangan Asyik bisa fokus pada program yang akan ditawarkan kepada masyarakat. "Tidak perlu dipublikasikan cukup digunakan untuk mengolah strategi bagaimana mengambil hati dan pikiran masyarakat," ujar Sandi. [mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita