Drama e-KTP Makin Panas: SBY Jangan Cuma Gertak Kosong

Drama e-KTP Makin Panas: SBY Jangan Cuma Gertak Kosong

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - It’s my war, kata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menanggapi penyebutan namanya di dalam sidang skandal korupsi proyek pengadaan e-KTP yang dimulai semasa kepresidenan beliau. Pasalnya, di dalam sidang Tipikor pada 25 Januari 2018 dengan terdakwa Setya Novanto (Setnov), saksi Mirwan Amir (MA), mantan politisi Partai Demokrat (PD), mengatakan bahwa dia pernah menyampaikan kepada SBY agar proyek e-KTP dihentikan karena bermasalah. Namun, menurut Mirwan, SBY malah menginstruksikan supaya dilanjutkan.

Pengacara Setnov, Firman Wijaya, menganggap instruksi SBY itu adalah betuk intervensi. Dalam bahasa yang tak langsung, Firman mengatakan bahwa fakta persidangan menunjukkan siapa aktor besar di balik proyek e-KTP. Firman mengatakan berdasarkan keterangan Mirwan, proyek e-KTP dikuasai oleh pemenang pemilu 2009, yakni Partai Demokrat (PD) dan SBY.

Ini semua membuat SBY naik pitam. Beliau melaporkan Firman ke Bareskrim Polri, 6 Februari 2018. Dalam penjelasan kepada pers, SBY menegaskan dia akan berjihad untuk mendapatkan keadilan. Untuk membersihkan namanya dari skandal e-KTP sebagaimana dibeberkan Firman di sidang pengadilan.

Yang sangat menarik dan harus diungkap ke publik adalah sinyalemen SBY bahwa sebelum kesaksian Mirwan, ada pertemuan “orang-orang tertentu” yang, menurut SBY, bertujuan untuk memburuk-burukkan nama presiden ke-6 itu. SBY yakin pertemuan orang-orang penting itu bertujuan untuk menghancurkan lawan politik, dalam hal ini dinasti SBY yang mencakup Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam konteks perpolitikan saat ini, “orang-orang penting” itu sangatlah masuk akal untuk disebut sebagai orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan.

Pertanyaan pertama, mungkinkah ada konspirasi untuk merusak nama baik SBY dan keluarganya? Sangat mungkin. Sebab, dinasti SBY sangat berpotensi untuk “membajak” pilpes 2019. AHY bakal menjadi salah seorang kandidat serius yang akan diperhitungkan di pilpres nanti. Sebagaimana sudah dipahami, Presiden Joko Widodo pasti akan diperjuangkan mati-matian untuk terpilih kembali tahun depan.

Pak SBY mengatakan, pada saatnya beliau akan membeberkan kepada masyarakat secara terang-benderang tentang komplotan orang-orang besar dan berduit untuk merusak nama baik beliau dan beserta dinasti. Mantan presiden dua periode ini mengatakan dia punya sumber informasi yang sangat akurat tentang konspirasi itu. Menurut SBY, negara akan geger kalau komplotan itu dibuka.

Tetapi, beranikah SBY? Tidak ada alasan untuk takut. Beliau mengaku sudah memiliki informasi yang lengkap. Klaim informasi ini sangat masuk akal. Sebab, sebagai mantan jenderal dan mantan presiden, pastilah SBY memiliki loyalis yang masih aktif di banyak posisi penting institusi militer dan badan intelijen. Jadi, sangat mungkin sekali bagi SBY untuk membongkar konspirasi yang bakal mengguncang negara itu.

Kalau SBY tidak mengungkapnya kepapa masyarakat, berarti beliau hanya melontarkan gertak kosong belaka. Yaitu, gertakan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan politik. Misalnya, dengan gertakan itu SBY bisa menaikkan daya tawar anak beliau, AHY, sebagai cawapres. Selama ini memang sudah beredar wacana atau harapan tentang kombinasi capres-cawapres untuk pilpres 2019. Nama AHY termasuk yang sudah diambangkan sebagai cawapres Jokowi.

Gertakan SBY itu bisa juga sebagai “serang duluan” (pre-emptive strike) ke arah penguasa yang mungkin berstrategi untuk merusak nama dinasti SBY. Bisa jadi informasi kuat yang dipegang SBY sangat menakutkan pihak yang berkuasa. Sehingga, ada kemungkinan SBY akan ditawarkan “solusi damai”, antara lain penunjukan AHY sebagai cawapres Jokowi.

Tetapi, masyarakat tidak akan rela SBY menyembunyikan konpirasi besar itu. Rakyat akan menuntut janji beliau. Sebab, SBY telah menggunakan istilah “menggegerkan negara” jika konspirasi itu dibongkar. Tentu ini tidak main-main. Sebab, informasi itu adalah tentang bagaimana penguasa mengelola negara ini.

Kalau benar apa yang disebut SBY, tentu konspirasi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu itu telah mencemari proses demokrasi. Jelas-jelas ada kejahatan politik yang tak pantas terjadi di Indonesia. Dengan demikian, informasi yang dipegang SBY berhak diketahui oleh publik. Tidak boleh dipeti-eskan.

SBY akan dicap berkhianat kalau tidak membeberkan konspirasi jahat yang dilakukan oleh orang-orang yang disebutnya memiliki kuasa politik dan kuasa duit. SBY memikul tanggung jawab moral untuk menjelaskan itu kepada rakyat tentang langkah-langkah jahat yang dilakukan penguasa.

Kalau SBY tidak mengungkapkan konspirasi itu dengan alasan apa pun, maka konsekuensinya akan berat. Rakyat tidak percaya atau semakin tak percaya kepada ucapan SBY. Dan ini bisa berakibat fatal terhadap karir politik AHY. Rakyat akan menyimpan kesan bahwa dinasti SBY tidak jujur.

Kita berharap agar Pak SBY tidak cuma menggertak dengan ancaman “It’s my war” (Ini jihad saya). Melainkan kita tunggu tanggal mainnya. Everyone is waiting to watch your war, Sir. Semua orang menantikan jihad Anda, Pak.[tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA